Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tribunnews.com dan KitaBisa Berbagi ke Pesantren Sederhana, Santrinya Tak Dipungut Biaya

Ada empat Ponpes yang didatangi Tribunnews.com dan Kitabisa.com. Sebagian santrinya berasal dari kaum dhuafa, yatim dan yatim piatu.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Tribunnews.com dan KitaBisa Berbagi ke Pesantren Sederhana, Santrinya Tak Dipungut Biaya
Tribunnews.com
Tribunnews.com dan KitaBisa.com berbagi bahan-bahan makan ke beberapa Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Bogor, Rabu (12/5/2021). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudistira Wanne

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah, Tribunnews.com dan KitaBisa.com berbagi bahan makan ke beberapa Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Bogor, Rabu (12/5/2021).

Ada empat Ponpes yang didatangi. Sebagian santrinya berasal dari kaum dhuafa, yatim dan yatim piatu.

Bahkan tiga dari empat ponpes tersebut menggratiskan biaya pendidikan para santrinya.

Pada Rabu (12/5/2021) atau hari terakhir Ramadhan 1442 H, Tribunnews.com-KitaBisa menyambangi dua Ponpes di Kabupaten Bogor, yakni Ponpes Assyifa dan Majelis Hijir Ismail.

Baca juga: Tribunnews.com dan KitaBisa Berbagi ke Pondok Pesantren Dhuafa di Kaki Gunung Gede Pangrango

Dua Ponpes ini didirikan oleh ustaz muda dan membuat terobosan yakni menggratiskan para santrinya yang menimba ilmu di Ponpes yang bangunannya masih sederhana ini.

Ponpes Assyifa berada di Kampung Pondok Manggis RT 4/3, Desa Bojong Baru, Bojonggede, Kabupaten Bogor.

tribunnews dan Kitabisa 954
Tribunnews.com dan KitaBisa.com berbagi bahan-bahan makan ke beberapa Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Bogor, Rabu (12/5/2021).
Berita Rekomendasi

Posisinya berada di perkampungan di kawasan Bojonggede. Ponpes tersebut berdiri di atas 5000 M2 tanah wakaf dari salah satu orangtua pengurus Ponpes.

Kontur tanahnya berada di turunan, bahkan mirip disebut cekungan.

Areal Ponpes ini dulunya berupa rawa, tempat penampungan air. Dan kini, hampir separuh dari lokasi Ponpes masih berupa rawa.

"Sekitar sepekan lalu kita kebanjiran lumayan tinggi. Air sampai masuk ke kobong-kobong tempat tinggal santri dan tempat tinggal saya," ujar Ustaz Anggi Assyifa.

Baca juga: KitaBisa.com Berhasil Galang Dana Rp 6,4 Miliar untuk Korban Bencana NTT

Sebagian besar bangunan di Ponpes tersebut berupa bangunan dari bambu dan kayu. Rumahnya dibuat rumah panggung dengan tiang-tiang menancap ke rawa-rawa.

"Pas mendirikan kobong-kobong ini, ya kami belepotan lumpur saat menancapkan tiang-tiangnya," ujar Ustaz Anggi.

Beberapa bangunan kini sudah dibuat permanen, berkat bantuan dari masyarakat dari berbagai penjuru tanah air.

Ustaz Anggi yang masih terlihat muda ini dulunya adalah cucu pendiri dan pemilik salah satu Ponpes di kawasan Bojonggede.

Ia sempat menjadi fotografer wedding sebelum kemudian hijrah total menjadi pendiri sekaligus pengelola Ponpes Assyifa.

"Awalnya hanya satu santri, yakni siswa kelas V SD. Dan saya tinggal di Kobong kecil di samping Masjid ini," kenangnya.

Tribunnews.com dan Kitabisa 099505
Tribunnews.com dan KitaBisa.com berbagi bahan-bahan makan ke beberapa Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Bogor, Rabu (12/5/2021).

Kobong yang ditempati Ustaz Anggi saat ini adalah Kobong pertama yang ditempati bersama para santri.

Kobongnya berupa rumah panggung dengan dinding dari bambu dan berlantai kayu.

"Jendelanya beda-beda itu karena pemberian orang. Jendela bekas pakai, lalu kita pasang. Jadinya seperti ini. Kata para tamu, malah artistik," ujar Ustaz Anggi.

Saat ini di Ponpes Assyifa terdapat 75 orang santri yang berasal dari berbagai daerah.

Ustaz Anggi dibantu sekitar 10 pengajar dan juga beberapa rekannya yang memiliki keahlian masing-masing.

" Ada Sarjana Farmatika yang memilih mengajar di sini. Ada juga yang jago melukis, jago bikin bangunan dan jago keterampilan-keterampilan yang diajarkan ke para santri," ujar Ustaz Anggi.

Mengenai biaya, Ustaz Anggi mengatakan, para santri tidak dipungut biaya.

Memang ada santri yang berasal dari keluarga dhuafa, anak yatim hingga ada juga yang orangtuanya mampu.

"Meskipun orangtuanya mampu, kita tetap tidak memungut biaya," jelasnya.

Meski demikian, Ustaz Anggi dan para pengasuh dan pengajar, sangat yakin mereka diberikan kemudahan rezeki untuk mengurus santri didikannya.

"Pernah satu kali di hari Jumat, kami tak punya beras. Hanya tinggal 1 mangkuk. Sebelum Jumatan, saya sudah sampaikan ke anak-anak, bahwa hari ini kita puasa," cerita Ustaz Anggi.

Saat mereka sedang salat Jumat, tiba-tiba ada orang yang mengatar satu karung beras ke Ponpesnya.

"Dari situlah kita sangat yakin bahwa rezeki itu datangnya dari Allah. Kami totalitas mengajar dan mendidik para santri tanpa dibayar," ujar Ustaz Anggi.

Untuk menghidupi pesantrennya, Ponpes Assyifa membuat minuman herbal bermerk Assyifa.

Minuman herbal tersebut adalah temuan pengasuh yang notabene ahli farmasi namun menekuni ke pengobatan herbal.

"Semua tanaman sebenarnya memiliki manfaat dan khasiat. Kami di sini fokus membuat minuman teh telang yang berasal dari bunga telang," ujar Fahmi, salah seorang pengasuh Ponpes Assyifa.

Tribunnews.com dan KitaBisa.com berbagi bahan-bahan makan ke beberapa Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Bogor, Rabu (12/5/2021).
Tribunnews.com dan KitaBisa.com berbagi bahan-bahan makan ke beberapa Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Bogor, Rabu (12/5/2021). (Tribunnews.com)

Selain belajar agama, para santri juga diajarkan berwira usaha. Mereka terlibat dalam pembuatan teh telang yang saat ini masih dipasarkan mulut ke mulut.

"Almahdulillah, teh telang atau teh herbal kami banyak dicari konsumen yang paham pengobatan herbal,"Ujar Ustaz Anggi.

Selain usaha teh telang, Ponpes Assyifa juga memelihara kambing. "Kambing sangat laku pas hari raya Idul Adha," lanjut Ustaz Anggi.

Dari hasil usaha inilah, keuntungannya dipakai untuk membiayai operasional ponpes.

"Jumlahnya masih jauh dari biaya operasional. Tapi kami yakin Allah akan memberikan jalan rezeki untuk menghidupi santri-santri di sini," jelasnya.

Majelis Hijir Ismail

Lokasi keempat yang diberikan bantuan Tribunnews.com dan KitaBisa yakni Majelis Hijir Ismail di perkampungan tepatnya di Desa Bojonggede RT 5/13, Kabupaten Bogor.

Berbeda dengan Assyifa, Majelis Hijir Ismail ini berada di perkampungan yang tak jauh dari jalan utama Kabupaten Bogor yakni Jalan Tegar Beriman.

Saat masuk, bangunannya berupa rumah kontrakan yang telah dirombak menjadi tempat belajar dan tempat tinggal para santri.

Tribun 094045
Tribunnews.com dan KitaBisa.com berbagi bahan-bahan makan ke beberapa Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Bogor, Rabu (12/5/2021).

Di bagian belakang, terdapat kobong-kobong dari bambu yang justru dipergunakan sebagai tempat belajar-mengajar.

Masyarakat dan tokoh agama setempat, menyebut Majelis Hijir Ismail sudah selayaknya Pondok Pesantren lantaran sistem pengajarannya sudah persis seperti di Pesantren.

Pendiri Majelis Hijir Ismail yakni Ustaz Ismail menyambut hangat rombongan Tribunnews.com.

Rombongan lantas dibawa ke ruang utama yang dijadikan aula pertemuan.

Terlihat, puluhan anak-anak usia SD dan SMP sedang membacakan salawat diiringi peralatan perkusi atau ditabuh.

Tiga santri yang masih duduk di bangku kelas IV dan V SD lantas memamerkan kemampuannya menghafal Alquran. Di hadapan rombongan Tribunnews.com dan pimpinan Hijir Ismail, ketiga anak ini lancar melanjutkan surat Alquran.

Ustaz Ismail mengisahkan, majelis yang didirikannya ini baru berusia sekitar 1 tahun.

Awalnya, salah satu anggota majelisnya menghibahkan pemakain rumah petakan untuk menjadi basecamp majelis Hijir Ismail.

"Namun saat kami didirikan, peminatnya banyak. Kami sekarang memiliki 30 santri yang menetap. Dan sekitar 150 anak-anak yang mengaji tapi tidak menginap," ujar Ustaz Ismail.

30 santri tersebut, tingal di bekas rumah kontrakan  yang rencanannya akan diwakafkan. 

"Kami tidak memungut biaya sedikitpun. Santri yang tinggal di sini, gratis," ujar Ustaz Ismail.

Para santri berasal dari Bogor dan juga Lampung, Kepulauan Riau, Garut, Cianjur dan Jabodetabek.

Tribunnews.com dan KitaBisa.com berbagi bahan-bahan makan ke beberapa Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Bogor, Rabu (12/5/2021).
Tribunnews.com dan KitaBisa.com berbagi bahan-bahan makan ke beberapa Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Bogor, Rabu (12/5/2021). (Tribunnews.com)

Ia sangat yakin, rezeki itu datangnya dari Allah.

Awalnya Ustaz Ismail hanya mampu mengajar 10 santri. Namun karena permintaan semakin besar, sekarang dibatasi untuk 30 santri menginap.

Para santrinya, maksimal sampai lulus SMP. Sehingga banyak terlihat anak-anak belia tinggal di majelis tersebut.

"Mereka tidak dipungut biaya. Tapi syaratnya, mereka harus hafal 5 jus Alquran dan 100 hadist. Harapan kami bisa hafal seluruh Alguran dan hafal 1000 hadist," ujar Ustaz Ismail.

Para santri yang bermukim juga bersekolah secara formal dan mendapatkan ijazah dari sekolahan formal. 

Targetnya, dalam waktu 3 tahun nyantri di Hijir Ismail, santri remaja ini harus hafal 30 juz Alquran dan hafal 1000 hadist. 

Sedangkan santri yang tidak bermukim atau pulang pergi ke rumah masing-masing, targetnya hafal 5 juz Alquran dan 100 hadist. 

Tribunnews dan KitaBisa

GM Content Tribunnews.com Yulis Sulistyawan yang hadir di empat Ponpes mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan merupakan salah satu bentuk kolaborasi dengan KitaBisa dalam memelihara rasa persaudaraan terhadap sesama.

Sebagai bentuk implemetasi, Tribunnews.com dan KitaBisa berusaha untuk membantu meringankan beban saudara-saudara yang kurang beruntung.

"Jadi kita Tribunnews.com dan KitaBisa berdonasi untuk pesantren-pesantren yang membutuhkan bantuan. Yang kita datangi itu adalah pesantren-pesantren yang di dalamnya banyak keluarga kita yang kurang beruntung," ujarnya, Rabu (18/5/2021).

Sementara itu, Yulis Sulistyawan menegaskan bahwa bantuan yang diberikan merupakan amanah dari pembaca Tribunnews dan KitaBisa.

"Ini amanah dari pembaca Tribunnews dan KitaBisa donasikan berbentuk barang yang dapat dirasakan para santri. Kita melihat santri-santri memang ada yang kurang beruntung," jelasnya.

"Donasi ini berbentuk barang ada makanan dan alat kebersihan seperti sabun, pasta gigi, dan lainnya. Kita harapkan para santri nantinya dapat beraktifitas dengan nyaman," sambungnya.

Total 4 Pesantren

Sehari sebelumnya, Tribunnws.com dan KitaBisa menyalurkan donasi ke Pondok Pesantren Minhajul Karomah Padepokan Wali Songo di Kampung Citaman RT 1/1, Desa Tangkil, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor.

Lokasinya berada di kaki Gunung Gede-Pangrango.

Tribun dan Kitabisa berbagi 054
Tribunnews.com dan Kitabisa.com berbagi ke pesantren sederhana di Kabupaten Bogor.

Untuk menuju lokasi, sempat nyasar di jalanan dan diarahkan aplikasi perjalanan, yakni melintasi jalan mirip ke hutan yang kanannya terdapat jurang dalam.

Di Ponpes Minhajul Karomah.bantuan bahan pangan ini sangat dinanti para santri.

Maklum, selama pandemi Covid-19, Ponpes ini tidak pernah mendapatkan bantuan dari pihak manapun.

"Alhamudlillah, di malam ke-30 kita mendapatkan sumbangan dari Tribunnews.com dan KitaBia yang sangat berarti sekali bagi kami.

Para siswa di Ponpes Minhajul Karomah ini juga gratis 100 persen.

Mereka sebagian besar berasal dari keluarga dhuafa.

Pesantren kedua penerima donasi dari Tribunnes.com dan KitaBisa yakni Pondok Pesantren Bintang Al-Quran di Jalan Taman Sari Persada No.3, RT.01/RW.03, Cibadak, Kec. Tanah Sereal, Kota Bogor.

Di Ponpes ini juga sebagian berasal darianak-anak dhuafa dan sebagian besar yatim atau yatim piatu.

"Doa para santri kami terkabul, dan alhamdulillah kami mendapat bantuan dari Tribunnews.com dan KitaBisa.com," ujar Ambu Galuh yang menerima rombongan. (Yudistira/Yulis Sulistyawa)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas