Kritik Kerumunan Libur Lebaran di Ancol, PSI: Survei Pilpres Anies Bakal Down
PSI mengkritik keras keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang tidak konsisten soal operasional Taman Impian Jaya Ancol.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengkritik keras keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang tidak konsisten soal operasional Taman Impian Jaya Ancol.
Juru bicara DPP PSI Faldo Maldini menilai hal itu akan membuat nama Anies semakin turun untuk Pilpres 2024.
“Keputusan membuka Taman Impian Jaya Ancol sudah aneh, orang kan situasi tidak boleh mudik. Pak Gubernur bolehkan masuk KTP DKI, kuota 30%, tahunya malah membludak.
Tidak terjadi itu apa yang dikatakan Gubernur Anies. Survey Pak Gubernur bakal makin down kalau makin banyak tidak sesuai kata dan perbuatan,” ujar Faldo, dalam keterangan tertulis, Minggu (16/6/2020).
Baca juga: Pengunjung Ancol Membeludak, Anies Dinilai Kecolongan
Baca juga: Ancol Ditutup hingga 17 Mei 2021, Ini Alasannya
Menurut Faldo, keteledoran kebijakan ini sungguh memprihatinkan.
Menjelang Idul Fitri, pemerintah pusat mati-matian mencegah arus mudik untuk menghambat penyebaran Covid-19. Tapi kerumunan dalam bentuk lain dibiarkan.
“Intinya kan mencegah mobilitas dan kerumunan. Virus tak akan membedakan ini mudik atau wisata. Begitu ada kerumunan, virus akan leluasa. Libur lebaran, virus tetap kerja. Pak Anies tentunya cukup intelektual untuk memahami ini," kata Faldo.
Pada Jumat kemarin, per pukul 16.00 WIB, Taman Impian Jaya Ancol didatangi 43 ribu pengunjung, yang notabene sudah melewati batas kuota 30%.
Baca juga: Gubernur Anies Baswedan Perketat Arus Balik Lebaran untuk Cegah Covid-19 di Jakarta
Baca juga: Pengetatan 2 Lapis Arus Balik Musim Lebaran 2021 Ala Anies
Faldo menyayangkan ketidaktegasan Gubernur Anies. Sebaiknya yang bersangkutan, kata dia, harus mengambil keputusan tanpa memikirkan elektabilitas.
"Survey itu dari hasil kerja, tidak ada orang senang pemimpin yang tidak memberikan kepastian. Dari 30%, ditutup, selang berapa jam dibuka lagi. Kalau takut hadapi protes satu dua orang tanpa memikirkan publik luas. Saya yakin makin jauh Pak Anies dari medan merdeka, bahkan gubernur lagi saja berat. Kalau boleh jujur, itu pendapat saya," pungkasnya.