Pemuda Pancasila Apresiasi Netralitas Polri di Bawah Kepemimpinan Jenderal Sigit
Berbagai terobosan dilakukan Kapolri Jenderla Listyo Sigit Prabowo sejak dilantik Presiden Jokowi pada 27 Januari 2021.
Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
Arif juga menegaskan salah satu poin krusial yang dilakukan Jenderal Sigit, yakni mengembalikan citra netralitas Polri.
Dia menilai kepemimpinan Sigit mampu mematahkan persepsi masyarakat yang menganggap polisi sebagai alat penguasa.
Satu di antaranya dengan menerbitkan Surat edaran bernomor: SE/2/11/2021 tentang Kesadaran Budaya Beretika untuk Mewujudkan Ruang Digital Indonesia yang Bersih, Sehat, dan Produktif.
SE ditandatangani Jumat (19/2/2021).
Selama ini UU ITE dianggap oleh oposisi sebagai alat untuk membungkam sikap kritis oposisi.
Isi surat edaran itu salah satunya meminta penyidik polisi mengedepankan restorative justice dalam penyelesaian perkara.
Baca juga: Pimpinan DPR Apresiasi Program Jenderal Listyo Sigit sebagai Kapolri
Jenderal Sigit juga meminta penyidik memprioritaskan langkah damai dalam menyelesaikan kasus yang berkaitan dengan laporan dugaan pelanggaran UU ITE.
Penyidik berprinsip bahwa hukum pidana merupakan upaya terakhir dalam penegakan hukum (ultimatum remidium), dan mengedepankan restorative justice dalam penyelesaian perkara.
Terhadap para pihak dan/atau korban yang akan mengambil langkah damai agar menjadi bagian prioritas penyidik untuk dilaksanakan restorative justice terkecuali perkara yang bersifat berpotensi memecah belah, SARA, radikalisme, dan separatisme.
Arif menegaskan kinerja 100 hari Jenderal Sigit merupakan pemanasan bagi Polri untuk menghadapi tantangan ke depan.
Kinerja 100 Kapolri tersebut sangat ditopang program berbasis teknologi informasi.
Jika hal ini tidak segera ditopang dengan edukasi dan pembinaan yang tepat, efektif dan efisien terhadap SDM Polri dikhawatirkan justru akan menimbulkan kesenjangan kinerja.
Di samping itu Arif menyoroti perlunya pelibatan unsur masyarakat terutama keterlibatan Ormas Agama dan Ormas Nasionalis dalam menunjang kinerja Polri.
Dia mengajak Polri untuk berperan aktif merangkul unsur masyarakat lain (Ormas Agama dan Nasionalis) untuk mensukseskan 16 program Presisi Polri dalam menjaga toleransi dan kebihinekaan.
“Pemuda Pancasila selalu siap menjadi mitra strategis Polri dalam rangka menjalankan tugas-tugas Polri di bidang keamanan nasional dan penegakkan hukum serta menjaga aksi-aksi intoleransi dalam bingkai kebhinekaan,” ujar Arif.
Kader Pemuda Pancasila yang ada saat ini menurutnya merupakan asset bangsa yang akan selalu siap membantu Polri dalam mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara hukum.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.