Vaksin Merah Putih Tetap Masuk Program Pemerintah, Kini Diuji Coba ke Hewan Besar
vaksin Merah Putih masuki uji pra klinis pada hewan besar, setelah uji pra klinis pada hewan berhasil akan dilanjutkan uji klinis pada relawan.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, vaksin Merah Putih saat ini memasuki uji pra klinis pada hewan besar.
Setelah uji pra klinis pada hewan berhasil, maka akan dilanjutkan uji klinis pada relawan.
Ia memastikan vaksin Merah Putih buatan Universitas Airlangga, Surabaya tetap masuk dalam program vaksinasi pemerintah.
"Vaksin Merah putih akan tetap masuk program pemerintah," ujar Wiku dalam konferensi pers virtual, Selasa (18/5).
Baca juga: Kemenkes: 39 Batch Vaksin AstraZeneca Aman, Masyarakat Diminta Jangan Ragu
Dalam upaya percepatan pengembangan Vaksin Merah Putih terdapat kolaborasi lembaga riset di antaranya lembaga pemerintah non kementerian dan perguruan tinggi, seperti LBM Eijkman, LIPI, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga dan Universitas Gajah Mada.
Masing-masing vaksin dikembangkan dari platform berbeda, seperti protein rekombinen, viral vektor termasuk inactivated virus dan genetik menggunakan DNA atau MRNA.
Dalam pengembangan vaksin, diselenggarakan sesuai prosedur dan cara kerja sesuai standar, atau mengacu good manufacturing practice sebagaimana tertuang dalam Peraturan Kepala Badan POM RI Tahun 2021 tentang Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik.
Baca juga: Mendagri Tito Karnavian Minta Kepala Daerah Dorong Percepat Program Vaksinasi Covid-19
Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebut, vaksin Novavax dan Pfizer diperkirakan tiba di Indonesia pada Juni -Juli 2021.
Nantinya, jutaan vaksin itu untuk akan digunakan untuk program vaksinasi nasional menyasar tahapan penerima ketiga yakni masyarakat rentan.
"Di bulan Juni, Juli ada merk vaksin lain yaitu vaksin Novavax dan Pfizer kita juga akan kita gunakan," ujar Nadia.
Ia memastikan, semua jenis vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi nasional dipastikan aman karena sudah melalui uji klinis.
Sehingga Nadia mengimbau, masyarakat tidak perlu memilih-milih jenis vaksin.
"WHO sendiri mengatakan bahwa jangan memilih vaksin karena semua vaksin itu sama baiknya. Artinya vaksin yang sudah lolos uji klinis tahap ketiga maka tentunya sama kualitas keamanan dan tentunya manfaatnya," jelas Nadia.
Baca juga: Jokowi akan Prioritaskan Vaksin Gotong Royong di Kota Batam
Ia memaparkan, untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi kepada 181,5 juta orang, tidak mungkin bisa dipenuhi oleh satu produsen vaksin, karena tidak ada satu produsen yang memiliki kapasitas sebesar itu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.