Dunadi Ceritakan Angka-angka 'Keramat' di Balik Patung Bung Karno
Sebelum membuat monumen Bung Karno, Dunadi mengaku sempat mengalami hal-hal gaib.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Dewi Agustina
Proyek pemerintah, proyek bandara, di situlah tantangan-tantangan itu. Setelah itu baru saya berdikari sendiri untuk mendirikan Studio Satiaji.
Karena patung tidak harus individu, harus kolaborasi, bagaimana menciptakan seni patung itu kita harus bikin tim.
Kita ide-ide, karena patung itu ada proses perencanaan, maket, baru visualisasi ke skala yang kita inginkan. Dunia patung memang sangat luar biasa.
Di dunia seni patung itu marketnya sangat luar biasa. Makanya kita menciptakan lapangan kerja, anak-anak SMA saya beri pelajaran cetak-mencetak, memproduksi patung kecil-kecil.
Seniman itu kan' idealisnya harus kuat. Tapi dengan idealis itu kita butuh uang untuk menciptakan idealis itu.
Dari situlah seni patung bisa diproduksi. Dari modal itulah saya bikin tim untuk berkarya. Makanya dari awal saya menciptakan lapangan kerja untuk produk kecil-kecil.
Karena marketing itu sangat luas, daerah pariwisata, setiap daerah ada khas tersendiri, cenderamata sendiri.
Dari situ saya tergugah. Walau saya sebagai seniman harus memikirkan bagaimana menciptakan lapangan kerja dan bagaimana menghidupi diri sendiri.
Makanya saya juga menciptakan proyek juga karya pribadi atau karya masterpiece. Saya sering pameran produk, kalau pameran masterpiece saya ikut di Galeri Nasional.
Asosiasi Pematung kebetulan saya Sekjen. Dari situ saya menangani proyek pemerintah, individu, menangani museum-museum. Sampai sekarang itu lah kelanjutan dari profesinya.
Apa patung yang pertama kali dibuat dan paling berkesan?
Patung yang dibuat pertama kali itu banyak. Yang paling berkesan itu setelah lulus dari universitas, saya membuat monumen Ahmad Yani yang di Purworejo.
Itu sangat berkesan sekali. Saya tertarik karena Purworejo ada tokoh nasional Pak Ahmad Yani, tapi kenapa di Purworejo tidak ada monumennya.
Saya waktu itu masih muda. Saya punya ide lalu sowan ke Pak Bupati. Saya lulus dari ASRI, ini di Purworejo ada tokoh nasional kok tidak ada patungnya. Diterima baik, ide bagus.