Hasil Survei Melejit, Konflik Internal Kongres Luar Biasa Kerek Elektoral Partai Demokrat
Temuan survei nasional Akar Rumput Strategic Consulting menunjukkan partai Demokrat menjadi salah satu partai yang mendapatkan peningkatan elektoral
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Temuan survei nasional Akar Rumput Strategic Consulting menunjukkan Partai Demokrat menjadi salah satu partai yang mendapatkan peningkatan elektoral signifikan dalam pemilihan legislatif.
Dalam rilis survei nasional itu, elektabilitas partai Demokrat diperkirakan mencapai 14,80 persen jika pemilihan legislatif digelar pada hari ini. Angka itu jauh dari perolehan Demokrat pada Pileg 2019 yang hanya berkisar di 7,7 persen.
Peneliti Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) Bagis Balghi menyampaikan adanya peningkatan elektoral signifikan partai Demokrat dipengaruhi oleh isu konflik internal Kongres Luar Biasa (KLB) yang terjadi awal tahun lalu.
"Kemunculan Partai Demokrat yang menembus tiga besar partai politik teratas diduga tidak terlepas dari naiknya pamor Partai Demokrat dari penetrasi pemberitaan terkait dinamika dalam internal partai Demokrat khususnya munculnya kongres luar biasa," kata Bagis dalam diskusi daring, Sabtu (22/5/2021).
Selain Demokrat, kata Bagis, PKS juga menjadi salah satu partai yang masuk ke dalam posisi 5 besar paling banyak dipilih masyarakat. Hal itu tidak terlepas karena manuver partai berbasis massa Islam ini sebagai oposisi.
"Partai PKS yang menjadi partai oposisi juga terlihat mengalami penguatan elektabilitas," tukasnya.
Sebelumnya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih menjadi partai politik (Parpol) yang paling banyak terpilih jika pemilihan legislatif digelar pada hari ini.
Hal itu terlihat dalam temuan survei nasional Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC). Partai besutan Megawati Soekarnoputri itu tampak masih dipilih sebanyak 19,60 persen.
Baca juga: Tanggapi Kubu KLB, Demokrat Kubu AHY: Mediasi Itu Perlu Itikad Baik
"Jika pemilihan legislatif dilakukan saat ini partai politik apa yang akan Anda pilih tingkatan nasional? Yang tertinggi partai PDIP dengan 19,60 persen," kata Peneliti Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) Bagis Balghi dalam diskusi daring, Sabtu (22/5/2021).
Setelah PDIP, lima partai politik yang berada di posisi lima besar adalah Partai Gerindra 15,03 persen, Partai Demokrat 14,80 persen, Partai Golkar 10,40 persen dan PKS 9,10 persen.
Kemudian, disusul PKB 5,50 persen, partai Nasdem 4,40 persen, PAN 4,40 persen, PSI 2,40 persen, dan PPP 1,50 persen.
Sementara itu, partai politik yang berada di bawah 1 persen adalah PBB 0,40 persen, Hanura 0,20 persen, Perindo 0,20 persen, Garuda 0,10 persen, PKPI 0,10 persen dan tidak menjawab 11,87 persen.
Bagis menyampaikan mayoritas responden juga mengaku masih bisa mengubah pilihannya. Hanya beberapa responden yang mengaku tak akan mengubah pilihan pilihan partainya tersebut.
"Ketika kita tanya konsistensinya apakah bisa mengubah pilihannya terkait parpol? 59,9 persen masyarakat menyatakan masih bisa berubah, kemudian 31,67 persen tidak akan berubah, 6,8 persen tidak tahu dan 2,48 persen tidak menjawab," jelasnya.
Lebih lanjut, Bagis menyatakan faktor yang paling banyak membuat masyarakat mengubah pilihannya adalah faktor program kerja yang nyata 39,3 persen dan pengaruh tokoh agama atau masyarakat 34,21 persen.
Selanjutnya, kampanye kandidat 11,90 persen, dari lingkungan kerabat atau teman kantor 9,34 persen, kunjungan kandidat 1,9 persen, uang barang ataupun jasa 1,8 persen dan kunjungan relawan 1,07 persen.
"PDIP masih menjadi partai politik teratas hal ini merupakan potret PDIP sebagai partai pemenang Pemilu 2019 yang masih kuat tertanam," tukasnya.
Sebagai informasi, survei ARSC menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah responden 1.200 orang. Dalam survei ini juga memperhatikan jumlah proporsionalitas antara jumlah sampel dengan jumlah pemilih di setiap provinsi.
Adapun margin of error dalam survei ini kurang lebih 2,9% dengan tingkat kepercayaan hingga 95%. Sebaliknya, proses pengumpulan data dilaksanakan sejak 26 April hingga 8 Mei 2021 melalui telepon untuk responden usia minimum adalah 17 tahun atau sudah memenuhi syarat pemilih.