Jejak Masyarakat Jawa di Thailand, Berawal Saat Raja Narai Berkuasa Sekitar Tahun 1656
Duta Besar RI untuk Thailand Rachmat Budiman mengungkap asal usul keberadaan masyarakat Jawa di negeri Gajah Putih.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duta Besar RI untuk Thailand Rachmat Budiman mengungkap asal usul keberadaan masyarakat Jawa di negeri Gajah Putih.
Rachmat menceritakan hubungan erat Indonesia dan Thailand sudah terjalin sejak zaman kerajaan di masa lalu.
Misalnya, terdapat Kitab suci Alquran tertua asal Indonesia masih tersimpan dengan baik di museum Ahmadiyah Islamiyah, Provinsi Narathiwat, Thailand.
Alquran tertua dari Indonesia yang ada di museum Ahmadiyah Islamiyah selesai ditulis pada 1634.
Penulisnya Syekh Nuruddin Mohammad Hamid Roniri yang berasal dari ujung Indonesia, Samudra Pasai.
"Secara hubungan diplomatik resmi, kita hubungan Indonesia dan Thailand dimulai 7 Maret 1950," ujar Rachmat dalam wawancara eksklusif dengan Tribunnews.com bertajuk "Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, dan KH Ahmad Dahlan".
Baca juga: Berdasarkan Data Lapor Diri Tercatat Ada 1.907 WNI di Thailand
Acara dipandu Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra, Senin (24/5/2021).
Lebih jauh ia mengisahkan, jejak orang Jawa di Thailand bermula ketika Raja Narai berkuasa sekitar tahun 1656.
Ketika itu, kata dia, berdatangan orang Jawa dari Kendal dan Bawean.
"Untuk melatih dan menjadi pengawal raja saat peperangan dengan Myanmar. Karena orang Indonesia termasuk dari Bugis dan Makassar dinilai orang pemberani. Di situ diminta untuk melatih pasukan," kata Rachmat.
Kemudian, berlanjut ketika Raja Rama Lima Chulalongkorn sangat dekat dengan Indonesia.
Chulalongkorn melakukan kunjungan ke Indonesia tiga kali, yakni pada 1871, 1896, dan 1901.
Baca juga: BUMN Perikanan Ini Peroleh Order 150 Ton Ikan Kembung ke Thailand
"Pada saat itu raja membawa sekitar 6 orang Jawa untuk dijadikan orang-orang yang nanti mengurus halaman tanaman yang ada di kerajaan," ucapnya.
Rachmat menceritakan Raja Rama Lima Chulalongkorn sangat terpikat dengan halaman indah di Keraton Yogyakarta dan ketika berkunjung ke Kebun Raya Bogor.
Baca juga: Thailand Tangkap Wartawan dan Aktivis Myanmar, Terancam Dideportasi
Orang-orang Jawa kala itu, lanjut dia, dikenal ahli dalam pertanian.
Jadi dibawa enam orang itu sekaligus mengajarkan cara-cara bercocok tanam.
"Kalau kita lihat sejarah 1656 itu ketika Raja Narai ada orang Indonesia kemudian Raja Rama Lima 1871 ke Indonesia, kemudian tahun 1920an ini banyak dari warga kita dari Sumatera khususnya Minangkabau banyak lari ketika terjadi pergerakan 1920 dikejar oleh Belanda. Romusa juga menjadikan cikal bakal orang Indonesia ke sini," ujarnya.