Nur Kholis Siap Carter Pesawat
Ada biro haji dan umroh yang siap carter pesawat seandai Arab Saudi benar-benar mengizinkan ibadah haji dari luar Arab.
Editor: cecep burdansyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dibukanya penerbangan dari Indonesia ke Arab Saudi merupakan angin segar bagi Direktur Travel Umrah dan Haji PT An Namiroh Travelindo Cabang Jombang, Nur Kholis.
Walaupun, mengenai pelaksanaan haji dan umrah Indonesia masih belum ada kepastian dari otoritas terkait.
"Memang tanggal 17 Mei 2021 penerbangan sudah dibuka. Akan tetapi mengenai haji dan umrah itu tanggal 15 Syawal besok atau kurang satu minggu lagi, akan ada jawaban dari Kerajaan Arab Saudi," ujarnya, Selasa (18/5).
Tentunya, para pemilik usaha biro travel umrah dan haji berharap umrah dan haji pada tahun ini segera dibuka, karena tetap menunggu jadwal penerbangan dari maskapai masing-masing.
"Kami juga menunggu visa kembali aktif juga. Dibukanya bandara sampai saat ini untuk visa belum ada kepastian aktif. Jadi masih hanya wacana saja," tuturnya.
"Kalau misalkan ada jadwal penerbangan dari Arab Saudi kemudian visa dibuka sebelum musim haji. Saya tetap terbangkan semuanya kurang lebih 370 atau carter pesawat terbang kalau misalkan dibuka. Itu harapan saya," sambungnya.
Baca juga: Arab Saudi Bakal Izinkan Jemaah Haji dari Luar Arab
Sejauh ini, lanjut Nur Kholis, perkembangan yang diterimanya hanya soal vaksin saja. Awalnya vaksin Astrazeneca yang dilarang. Sekarang vaksin Sinovac juga tidak diperbolehkan oleh Kerajaan Arab Saudi, ketika jemaah sedang menjalankan umrah atau haji.
"Mengenai kepastian keberangkatan kami belum ada kepastian. Masih simpang siur," keluhnya
Nur Kholis menyebut, kabar yang menggembirakan dengan dibukanya bandara adalah harapan besar
Semoga segera menyusul dibukanya visa. Serta tersusun jadwal penerbangan dari Indonesia ke Arab Saudi.
"Sehingga pihak travel bisa memberangkatkan jemaah meskipun dengan peraturan new normal atau protokol kesehatan. Yang jelas kami tetap berharap segera cepat dibuka sebelum musim haji," tuntasnya.
Wakil Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Jatim Echwan Siswadi membenarkan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah membuka penerbangan internasional.
"Tapi kami belum bisa memastikan apakah Indonesia mendapatkan berapa jumlah kuota umroh atau haji yang ditentukan. Karena tetap kebijakan utama bisa dilaksanakan ketika sudah ada keputusan dari Raja Arab Saudi," ujarnya, Kamis (20/5).
Namun, lanjut Echwan, sampai saat ini kabar yang ia terima masih sebatas wacana. Echwan mengharapkan, informasi terbaru yang keluar pada akhir bulan nanti, bisa membawa nilai berkah positif.
"Meskipun penerbangan sudah dibuka, tetapi kalau visa belum dikeluarkan, tetap kami tidak bisa memberangkatkan jemaah haji dan umrah. Visa dikeluarkan kalau telah disetujui oleh otoritas sana. Pemerintah Arab Saudi sampai sekarang belum membuka visa bagi Indonesia. Kepastian kapan dibuka belum tahu," ungkapnya.
"Masih katanya-katanya. Informasi yang saya dapat dibuka pada akhir bulan. Tapi dari dulu dijanjikan dibuka ternyata kembali ditutup. Sama seperti kejadian pada November lalu," imbuh Echwan yang juga sebagai pemilik perusahaan travel umrah dan haji, PT Ikhwan Berkah Sejahtera.
Baca juga: DPR Minta Pemerintah Tingkatkan Diplomasi Haji
Siapkan persyaratan
Dosen Fakultas Syari'ah UIN Sunan Ampel Surabaya Drs H Ilhamullah Sumarkan MAg menyatakan, sangat bersyukur Pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah membuka penerbangan internasional, setelah sekian lama ditutup akibat pandemi Covid 19.
"Saya berharap kabar baik lainnya seperti kuota haji, dan umrah, bisa diperoleh bagi calon jamaah haji dan umroh Indonesia," kata Ilhamullah yang juga menjabat Ketua PW LD NU Jawa Timur.
Hanya saja informasinya haji dan umroh bagi Indonesia akan diberikan kuotanya dalam jumlah yang sedikit.
"Paling tidak ini sudah memberikan kesempatan untuk bisa melaksanakan ibadah serta mengurangi jumlah jemaah yang menumpuk atau antre. Tentunya dengan pertimbangan protokol kesehatan dan pengetatan di bidang persyaratan kesehatan," kata pakar hukum Islam tersebut.
Ia berpesan kepada para jemaah yang betul-betul melaksanakan ibadah haji dan umrah. Kalau nanti kembali dibukanya kuota haji dan umrah dengan kondisi terbatas, dan Indonesia juga dapat jatah, maka harus dipersiapkan berbagai persyaratan yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi dan Republik Indonesia.
"Saya pikir keputusan menunaikan ibadah ke Tanah Suci kembali di tengah pandemi merupakan pertimbangan masing-masing jemaah. Kalau mereka misalkan menunggu sampai pandemi berakhir, atau segera berhaji dengan protokol kesehatan, tentu itu hak mereka. Jadi keputusan kembali ke orangnya masing masing," katanya. (bri/pam)
Baca juga: Biro Perjalanan Haji Tetap Optimis