PROFIL Giri Suprapdiono, Pengajar Wawasan Kebangsaan Tak Lolos TWK, Siap Diadu Debat dengan Firli
Berikut sepak terjang Giri Suprapdiono, pengajar wawasan kebangsaan yang tidak lolos TWK, mengaku siap diadu debat dengan Firli Bahuri.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Arif Fajar Nasucha
Skrg ia trancam disingkirkan dari KPK krn Tes Wawasan Kebangsaan kontroversial," kata Febri, dalam cuitannya.
Baca juga: Pemecatan Pegawai KPK yang Tak Lulus TWK Akan Berdampak Terhadap Penurunan Indeks Persepsi Korupsi
3. Pernah Mengikuti Seleksi Pimpinan KPK Dua Kali
Saat menjabat sebagai Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Komisi Pelayanan Masyarakat KPK, Giri Suprapdiono mendaftarkan diri sebagai calon pimpinan (capim) KPK periode 2019-2023.
Ini kali kedua Giri mengikuti seleksi calon pimpinan KPK.
Pada 2014, Giri mencalonkan diri sebagai pimpinan KPK dan masuk 19 besar.
Namun, saat itu ia tak terpilih.
Kendati demikian, Giri tak patah arang.
Sebab, kata dia, pada prinsipnya pemberantasan korupsi itu menjadi kewajiban setiap warga negara.
"Pada dasarnya sebagai inisiatif dan kewajiban warga negara, jadi saya sudah gabung di KPK sejak 2005, sudah 14 tahun. Saya pikir sudah saatnya mencoba kembali," ujar Giri di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Kamis (4/7/2019).
4. Giri Menilai Pertanyaan TWK Sudah Keterlaluan
Giri Suprapdiono menilai pertanyaan-pertanyaan seputar isu sensitif dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) sangat keterlaluan.
Giri sendiri mengetahui itu dari rekan-rekan yang saling bercerita soal pertanyaan tersebut.
"Yang membuat hati saya bergejolak adalah misalkan apakah Anda bersedia mencopot jilbab, itu menurut saya keterlaluan. Kemudian tidak bersedia, lalu Anda egois dong, tidak memikirkan negara. Ini keterlaluan menurut saya," kata Giri dalam diskusi Polemik Trijaya Dramaturgi KPK, Sabtu (8/5/2021).
Giri juga mengaku dapat info soal pertanyaan seputar kawin-cerai atau bahkan menikah-belum menikah, hingga ke seputaran ucapan natal kepada yang merayakan.
Baca juga: Pengamat: Semangat TWK KPK untuk Mengedukasi Bukan Menghukum