Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Vegetasi Dinilai Bagus, Ini Alasan KLHK Lepasliarkan 3 Ekor Berangberang di Sungai Ciliwung

Indra Eksploitasia berujar pelepasliaran bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Vegetasi Dinilai Bagus, Ini Alasan KLHK Lepasliarkan 3 Ekor Berangberang di Sungai Ciliwung
TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, DEPOK -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama-sama dengan Komunitas Ciliwung Depok melepasliarkan 3 (tiga) individu berangberang cakar kecil (Aonyx cinereus) di Sungai Ciliwung, di Grand Depok City, Kota Depok, Jawa Barat, Sabtu Pagi, (5/6/2021).

Direktur Konservasi keanekaragaman Hayati Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Indra Eksploitasia berujar pelepasliaran bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni.

"Kegiatan ini tidak hanya sekedar melepas, melainkan ini merupakan konsekuensi tanggung jawab untuk semua yang ada di komunitas Ciliwung agar menjaga berangberang ini dapat hidup secara alami dan berkembang biak," kata Indra dalam keterangannya.

Baca juga: Chelsea Islan Ajak Generasi Muda Jaga Ekosistem untuk Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Ketiga individu berang-berang jantan yang dilepasliarkan tersebut masing-masing diberi nama Tegal (8 tahun), Alur (7 tahun), dan Onyx (5 tahun), merupakan hasil penyerahan masyarakat secara sukarela ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta.

Ketiga individu karnivora tersebut kemudian menjalani serangkaian proses rehabilitasi di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tegal Alur yang dikelola Balai KSDA DKI Jakarta selama lebih dari 1 tahun.

Sampai akhirnya dinyatakan sehat dan siap untuk dilepasliarkan.

Berita Rekomendasi

Sungai Ciliwung dipilih sebagai lokasi pelepasliaran karena sungai yang memiliki panjang 120 KM ini merupakan habitat yang cocok bagi berang-berang yang memang menyukai kawasan basah yang mempunyai banyak air, khususnya aliran sungai dan juga pinggir pantai.

Baca juga: Cara Cegah Perkawinan Anak, Salah Satunya Ikut Suarakan di Lingkungan Terdekat

Sungai Ciliwung, khususnya yang melewati Kota Depok, vegetasinya masih bagus dengan berbagai jenis tegakan pohon seperti Loa, Sukun, Beringin, Benda, dan jenis Bambu.

Hal terpenting adalah bahwa Sungai Ciliwung masih memberikan daya dukung yang cukup memadai untuk keberlangsungan hidup berang-berang karena ketersediaan pakan berupa ikan masih cukup berlimpah.

Hal ini menjadi salah satu pertanda bahwa ekosistem Ciliwung sudah menjadi baik, dengan adanya berang-berang, artinya ikan sebagai pakan sudah banyak.

Indra berharap kegiatan ini tidak hanya sekedar seremoni, tetapi kita semua dapat menghayati dan mengamalkan arti hari lingkungan hidup dalam kehidupan sehari-hari serta melestarikan satwa.

Manusia sebagai bagian dari isi bumi, hidup berdampingan dengan satwa dengan menjalankan fungsinya masing-masing.

Sungai Ciliwung dapat menjadi habitat yang baik untuk satwa dan penyangga kehidupan manusia.

"Sebagaimana arahan Menteri LHK untuk generasi muda agar senantiasa menjaga dan melestarikan satwa liar milik negara di habitat alami," ujar Indra.

Berang-barang cakar kecil merupakan satwa tidak dilindungi.

The IUCN (International Union for Conservation of Nature) Red List of Threatened Species mengkategorikan berang-berang cakar kecil ke dalam kelompok vulnerable atau rentan karena kecenderungan populasinya di alam semakin berkurang.

Selain degradasi habitat yang masih berlangsung, perburuan liar juga menjadi faktor penyebab menurunnya populasi jenis berang-berang ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas