Begini Konsep Hunian dan Tata Kota yang Pernah Diimpikan Bung Karno
Saat Indonesia lepas dari penjajahan, Bung Karno membayangkan serta berpikir bagaimana caranya membuat rakyat Indonesia bahagia, nyaman dan tenteram.
Penulis: Johnson Simanjuntak
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat Indonesia lepas dari penjajahan, Bung Karno membayangkan serta berpikir bagaimana caranya membuat rakyat Indonesia bahagia, nyaman dan tenteram.
Hasil pemikirannya ialah salah satunya memiliki tempat hunian yang nyaman untuk ditinggali. Hal ini tergambar pada bagaimana seorang Bung Karno merumuskan sebuah konsep hunian yang akan membuat penghuninya merasa bahagia.
Sebuah kondisi nyaman dalam rumah akan mempengaruhi perilaku manusia dan memberikan pengaruh secara psikologis bagi penghuninya.
Dengan kata lain, rumah yang nyaman adalah rumah yang mampu mengakomodir kebutuhan psikis penghuninya. Meskipun preferensi setiap orang akan kenyamanan sangat beragam, ada hal hal umum yang secara psikologis dapat membantu terciptanya kenyamanan dalam sebuah permukiman.
Hal ini diungkapkan Ir. Bambang Eryudhawan, seorang arsitek dan ahli tata kota saat tampil di episode 11 Talkshow & Musik ‘Bung Karno Series’ yang diselenggarakan Badan kebudayaan Nasional Pusat (BKNP) PDI Perjuangan, Jumat, (11/6/2021).
“Bung Karno punya rumus ‘5 P’ dalam membahagiakan rakyatnya. Yakni bahagia dari sisi ‘perut’, ‘pakaian’, ‘perumahan’, ‘pengetahuan’, maupun ‘pergaulan’,” ujar Bambang yang juga anggota Tim Ahli Cagar Budaya DKI Jakarta ini.
Baca juga: Megawati: Bung Karno Tidak Pernah Mengatakan Beliau Membuat Pancasila
Pria yang akrab disapa Yudha ini menjelaskan, konsep rumah atau permukiman yang ideal tidak berhenti di sini. Ada hal lain yang perlu diperhatikan, yaitu unsur kebahagiaan.
Meskipun kelima aspek tadi sudah terpenuhi, tapi tidak bisa membuat bahagia masyarakat yang meninggalinya, maka itu tidak termasuk pemukiman yang ideal.
Baca juga: Bung Karno Ungkap Penyelundupan Besar-besaran Agar Pemerintah RI Tetap Survive
“Apalah artinya sebuah kebutuhan material yang tadi terpenuhi kalau pemukiman itu tidak bisa membahagiakan,” lanjut pria yang juga menjabat Ketua Tim Sidang Pemugaran DKI Jakarta ini.
Karenanya, unsur psikologi dari permukiman sangat perlu diperhatikan. Sebuah permukiman dan penghuninya memiliki ikatan emosi yang kuat. Permukiman yang ideal adalah permukiman yang mampu menghimpun unsur kebahagiaan fisik dan psikis penghuninya.
Di sinilah konsep permukiman yang diimpikan Bung Karno adalah hunian yang mempunyai pemandangan yang menarik dan indah.
“Sejak kuliah di ITB pada zaman Belanda, Bung Karno sudah mengimajinasikan bahwa di tengah kota itu ada tamannya, kolam dan bahkan suara gemercik air mancur. Bung Karno memimpikan semua rakyat Indonesia bisa merasakan suasana yang seperti itu,” ujar Yudha yang juga menjadi Kepala Divisi Persada Sukarno ini.
Selain indah dan asri, unsur kebersihan juga merupakan hal penting lain yang menjadi perhatian Bung Karno, karena kebersihan suatu tempat atau kota niscaya memberi kebahagiaan bagi siapa saja yang memandangnya.
Menunjukkan tekadnya bawa sebuah kota harus bersih, Bung Karno tak segan langsung memberikan contoh dengan pergi membersihkan sampah ke Pasar Manggarai, Jakarta Selatan.