Bertemu Sri Sultan Hamengkubuwono X, Zulhas Bicara Geopolitik
Zulhas didampingi oleh Ketua MPP PAN Hatta Rajasa dan Ketua Dewan Kehormatan PAN Soetrisno Bachir dan Ketua POK DPP PAN A. Mumtaz Rais.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Dalam rangkaian kunjungannya ke Yogyakarta, Senin (14/6/2021), Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan bertandang ke Kepatihan Keraton Yogyakarta untuk menemui Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Pada pertemuan tersebut, Zulhas didampingi oleh Ketua MPP PAN Hatta Rajasa dan Ketua Dewan Kehormatan PAN Soetrisno Bachir dan Ketua POK DPP PAN A. Mumtaz Rais.
Pada pertemuan yang dilangsungkan secara tertutup itu, Zulhas dan Sri Sultan HB X berbincang selama lebih kurang 1,5 jam.
Keduanya berdiskusi mengenai berbagai persoalan bangsa, mulai dari dinamika politik nasional hingga perkembangan politik dunia.
"Yang menarik, tadi Ngarso Dalem banyak bercerita tentang perkembangan geopolitik. Beliau sangat concern mengenai posisi Indonesia di tengah kancah politik dunia," kata Zulhas.
Baca juga: Bertemu Buya Syafii Maarif, Tiga Tokoh PAN Bicara soal Kebangsaan
Sri Sultan Hamengkubuwono berpesan agar kita jangan melulu terjebak persoalan-persoalan masa lalu.
Menurut raja Jogja tersebut kita harus selesai dengan beban-beban sejarah. Seharusnya prinsip-prinsip kebangsaan kita sudah selesai.
"Kita masih berkutat bicara Pancasila, bangsa, kewargaan, dan lainnya. Seharusnya kita sudah bicara masa depan, kemajuan, kompetisi global. Apa posisi dan peran Indonesia bagi kemajuan peradaban? Itu harus mulai menjadi fokus kita," ujar Sri Sultan.
Menanggapi pesan Sri Sultan, Zulhas menyinggung problem-problem kebangsaan yang masih kita hadapi dan pentingnya segera keluar dari sana.
"Pembelahan di tengah masyarakat akibat politik, harus segera dihentikan. Agar fokus dan energi bisa kita alihkan pada hal-hal yang lebih produktif. Kompetisi global menanti peran-peran besar Indonesia. Ini yang belakangan ini menjadi bahan diskusi kami di PAN," ucapnya.
Mengapresiasi langkah Zulhas dalam merajut simpul-simpul kebangsaan, termasuk menemui elite maupun tokoh-tokoh ormas, Sri Sultan mengatakan bahwa ini merupakan waktu yang tepat untuk memulai kerja kebangsaan.
Meskipun itu sesuatu yang sulit, tetapi kita harus punya pikiran-pikiran besar, tidak dipersempit oleh perbedaan-perbedaan apalagi konflik.
"Aku dan kamu harus menjadi kita. Itulah esensi Indonesia. Kalau sudah menjadi kita, saatnya berperan di level dunia," ujar Sultan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.