BPIP: Pendidik Harus Jadi Teladan Pengamalan Pancasila untuk Peserta Didik
Pendidik harus menjadi teladan pengamalan Pancasila untuk anak peserta didik.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
Berkembangnya paham yang tidak berasal dari Indonesia, menurutnya, juga adalah permasalahan. Radikalisme, individualisme, kosmopolitan, adalah beberapa hal yang beredar. Pendidikan Pancasila, lanjutnya, hanya menjadi selera politik.
"Internalisasi Pancasila tidak berjalan jika seperti ini. Pendidik menjadi kebingungan," katanya.
Padahal, anak-anak membutuhkan pemahaman nilai yang satu kata dan mendalam, sehingga pendalaman nilai Pancasila tidak terjadi.
"Pendidikan Pancasila menjadi penting agar orang memiliki mental sehat, dengan ideologi milik sendiri, yaitu Pancasila," katanya.
Pancasila dibutuhkan untuk diajarkan kepada anak-anak peserta didik agar mereka merasa memiliki Pancasila.
"Pendidikan lebih kreatif, lebih inovatif, dalam pengajaran Pancasila. Bagaimana membangun kesadaran Pancasila adalah miliknya, bukan milik pihak lainnya," ujarnya.
Keberhasilan pendidikan adalah saat anak-anak dapat mengamalkan nilai Pancasila dalam tindakan, paparnya.
"Nilai kemanusiaan, kebangsaan, persatuan, akan dapat diamalkan oleh anak-anak secara langsung dan menjadi sebuah kebiasaan," katanya.
Dalam penutupannya, dia pun meminta guru-guru untuk melahirkan semangat Pancasila dalam hati anak-anak, dan karena itu, peserta juga butuh untuk memahami dan mengamalkan nilai Pancasila untuk dapat menjadi teladan.
Wardani Sugianto menyatakan bahwa anak-anak memiliki nilai-nilai Pancasila yang terpancar dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan menggunakan nilai-nilai seperti nilai kemandirian, kreatif, gotong-royong, dan kebhinekaan global.
"Semua nilai-nilai ini dibutuhkan. Kita harus kuat mengajarkan hal-hal ini, sehingga anak-anak dapat meneladaninya," ujarnya. (*)