Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Daerah Pelosok dan Terluar Bisa Belajar Tatap Muka, Sekolah Perkotaan Sulit, Banyak Zona Merah 

Wilayah di luar zona merah bisa menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, sekolah-sekolah di perkotaan sulit belajar tatap muka.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Daerah Pelosok dan Terluar Bisa Belajar Tatap Muka, Sekolah Perkotaan Sulit, Banyak Zona Merah 
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Siswa dan guru mengikuti Simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SD Negeri Cimahi Mandiri 2, Kota Cimahi, Jawa Barat, Selasa (25/5/2021). Dinas Pendidikan Kota Cimahi menggelar simulasi pembelajaran tatap muka yang dilaksanakan di 27 PAUD/TK, 102 SD, dan 38 SMP sebagai persiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka pada 19 Juli 2021 mendatang. Tribun Jabar/Gani Kurniawan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dirjen PAUD Dikdasmen Kemendikbudristek Jumeri mengatakan kondisi perkembangan penularan Covid-19 di berbagai daerah di Indonesia berbeda-beda.

Sehingga, menurut Jumeri, wilayah di luar zona merah bisa menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

"Kita beri kesempatan daerah-daerah yang tidak merah yang aman. Biarlah mereka gelar pembelajaran tatap muka terbatas," ucap Jumeri dalam webinar Mengejar Prestasi di Tengah Pandemi, Senin (28/6).

Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Menyesuaikan dengan PPKM Mikro

Jumeri meyakini daerah yang masuk zona merah adalah wilayah-wilayah perkotaan sehingga dirasa sulit untuk menerapkan PTM terbatas.

Sementara daerah di luar zona merah berada di wilayah terluar dan terjauh. Sehingga bisa menerapkan PTM terbatas.

"Nah daerah-daerah yang terdepan terluar, terpinggirkan, terjauh masih banyak. Sehingga biarlah daerah yang aman melaksanakan opsi PTM bersama BDR. Kemudian yang daerah-daerah yang merah tetap mengamankan diri dengan belajar di rumah," ucap Jumeri.

Menurut Jumeri, kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia tidak bisa disamakan.

Berita Rekomendasi

Para siswa, kata Jumeri, membutuhkan pembelajaran dari para guru.

"Jadi jangan disamaratakan seluruh wilayah negeri ini, karena anak-anak kita sangat membutuhkan kehadiran bapak ibu guru kita, membimbing mereka, mengasuh mereka, memberi pencerahan kepada anak-anak," kata Jumeri.

Baca juga: Sekolah Tatap Muka di Zona Hijau Tetap Boleh Dilakukan, Disetop Jika Ada Kasus Covid-19

Seperti diketahui, Pemerintah telah memutuskan untuk menggelar pembelajaran tatap muka terbatas untuk para satuan pendidikan di Indonesia.

Mendikbudristek Nadiem Makarim mengatakan sekolah wajib menerapkan pembelajaran tatap muka secara terbatas, setelah para pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah tersebut seluruhnya divaksin.

"Setelah pendidik dan tenaga kependidikan di dalam satu sekolah sudah divaksinasi secara lengkap. Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, atau kantor Kemenag mewajibkan ya ya, mewajibkan satuan pendidikan tersebut menyediakan layanan pembelajaran tatap muka terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan," ujar Nadiem.

Keputusan ini ditetapkan melalui Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, Dan Menteri Dalam Negeri Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Baca juga: Kasus Covid-19 Makin Mengkhawatirkan, Pemerintah Didesak Tunda Belajar Tatap Muka

Ketua Umum PB PGRI Prof Unifah Rosyidi mengatakan keamanan bagi warga pendidikan merupakan hal yang paling utama.

Keamanan warga pendidikan dari penularan Covid-19, menurut Unifah, sangat penting di tengah rencana penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

"Hanya kita selalu mengatakan bahwa pada akhirnya keselamatan dan keamanan siswa, guru, tenaga pendidikan adalah yang utama di atas segala-galanya," kata Unifah. Menurut Unifah, selama ini para guru selalu antusias untuk menyambut penerapan PTM terbatas. Bahkan, Unifah mengatakan PGRI ingin PTM terbatas segera dilaksanakan agar risiko learning loss dapat dihindari.  "Intinya kita itu semangat untuk memberikan pendidikan dan karena tahu bahwa ini sangat dibutuhkan," ucap Unifah.

"Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya dengan situasi yang ada saat ini. Ini memang pada akhirnya keselamatan dan keamanan, siswa, guru, orang tua, tenaga pendidikan itu menjadi yang utama," tambah Unifah.

Baca juga: Survei Kedaikopi: 59 Persen Masyarakat Tidak Setuju Pembelajaran Tatap Muka

Unifah mengungkapkan para guru berupaya terus meningkatkan kapasitasnya dengan mengikuti pelatihan di tengah pandemi Covid-19.

Bahkan, Unifah mengungkapkan banyak guru yang menjadi guru kunjung di daerag. Ada pula guru yang tetap ke sekolah untuk memberikan pembelajaran.

"Sebenarnya para guru itu selama masa pandemi ini, tetap diwajibkan Pemda datang ke sekolah. Melakukan absensi, melakukan pembelajaran dari sekolah. Jadi artinya Kalau dari segi guru itu adalah persiapan untuk bekerja semaksimal mungkin," ungkap Unifah.

Menurutnya, pemerintah harus memberikan perhatian kepada para guru, orang tua, siswa, dan tenaga kependidikan dalam menggelar pembelajaran di masa pandemi Covid-19.

"Karena ini kami mendapatkan laporan juga dari Kementerian Kesehatan, dari IDAI, dari berbagai pihak bahwa sekarang ini umur 0-18 tahun banyak yang terpapar Covid-19," pungkas Unifah. (Tribun Network/fah/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas