POPULER NASIONAL: Kata KPK soal Harta Hibah KSAD Andika Perkasa | Harmoko Meninggal Dunia
Tanggapan KPK terkait harta kekayaan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa menjadi salah satu berita populer.
Penulis: Daryono
Editor: Pravitri Retno W
Berdasarkan data yang tercantum di LHKPN milik Andika Perkasa, seluruh properti itu berasal dari hibah alias pemberian dan tidak terdapat aktanya.
Sementara properti Andika di Jakarta tersebar antara lain di Jakarta Timur berupa tanah dan bangunan seluas 460m²/460m² senilai Rp1,5 miliar; di Jakarta Pusat berupa bangunan seluas 84m² senilai Rp700 juta; dan di Jakarta Selatan berupa tanah dan bangunan seluas 435m²/435m². Seluruh properti ini adalah hibah dan tidak memiliki akta.
Di Yogyakarta, Andika memiliki tanah dan bangunan seluas 300m²/300m² senilai Rp1,5 miliar di Sleman dan tanah seluas 1.145 m² senilai Rp458 juta di Bantul.
Lagi-lagi seluruh properti ini adalah hasil hibah.
Selain itu, Andika memiliki tanah dan bangunan seluas 2.950m² senilai Rp201 juta di Tabanan; tanah dan bangunan seluas 340m²/340m² senilai Rp150 juta di Cianjur; tanah dan bangunan seluas 450m²/450m² senilai Rp.10.537.250.000 di Surabaya; serta sebidang tanah seluas 566m² senilai Rp35 juta di Bandar Lampung. Seluruh properti ini juga hasil hibah.
Satu-satunya properti yang berasal dari hasil Andika sendiri adalah tanah seluas 1000m² senilai Rp500 juta di Bogor.
Merespons hal tersebut, Plt Juru Bicara KPK, Ipi Maryati Kuding, menyebut pihak lembaga antirasuah hanya menerima laporan yang disampaikan oleh penyelenggara negara.
Ia menjelaskan, dalam data LHKPN yang telah disampaikan itu tak bisa dijadikan dasar apakah harta tersebut diperoleh dari hasil tindak pidana atau tidak sebelum ada pembuktian.
2. Puluhan Pasien Covid-19 Meninggal Diduga Kekurangan Oksigen
Sebanyak 63 pasien di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito, Yogyakarta, dilaporkan meninggal dunia dalam kurun waktu 24 jam.
Kejadian ini diduga disebabkan keterlambatan pasokan oksigen.
Dikutip dari Kompas.id, pasien yang meninggal di RSUP Dr Sardjito pada Sabtu (3/7/2021) hingga Minggu (4/7) dinihari terdiri dari 9 orang di ruang intensif, 30 di bangsal rawat inap, dan 12 di instalasi gawat darurat. Mereka merupakan pasien Covid-19 yang rata-rata mengalami pemburukan dan butuh pasokan oksigen.
"Situasinya mengerikan.... saya tidak pernah mengalami ini selama bekerja di Sardjito. Pasien terus berdatangan, sementara oksigen habis. Presiden harus melihat kenyataan ini. Sekarang kita sudah kolaps,” kata seorang dokter, yang minta namanya tidak disebutkan.