Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Moeldoko Sebut Ada Lalat Politik yang Bisa Ganggu Konsentrasi Nakes Tangani Pandemi 

Moeldoko mengingatkan siapapun jangan sampai konsentrasi tenaga medis tersebut terganggu karena nada pesimisme

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Moeldoko Sebut Ada Lalat Politik yang Bisa Ganggu Konsentrasi Nakes Tangani Pandemi 
Tribunneews.com/ tangkap layar/ Chaerul Umam
Moeldoko 

Keluarga, sahabat dan orang-orang di lingkungan kita banyak yang terpapar bahkan meninggal dunia. 

Dia juga mempertanyakan akan sampai kapan bangsa kita akan terus begini. 

Ibas khawatir jika sampai negara kita disebut sebagai failed nation atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya.

‘"Begini ya, Covid-19 makin ‘mengganas’.

Keluarga kita, sahabat kita dan orang-orang di lingkungan kita banyak yang terpapar bahkan meninggal dunia.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat membuka webinar Hari Bidan Internasional dengan tema “Ikuti Datanya: Investasi untuk Bidan” secara daring, Selasa (25/5/2021).
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat membuka webinar Hari Bidan Internasional dengan tema “Ikuti Datanya: Investasi untuk Bidan” secara daring, Selasa (25/5/2021). (Humas KSP)

Sampai kapan bangsa kita akan terus begini? Jangan sampai negara kita disebut sebagai failed nation atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya,’’ kata Ibas melalui keterangannya yang diterima wartawan, Kamis (8/7/2021).

Ibas juga menyampaikan bahwa pemerintah terlihat tidak berdaya menangani pandemi Covid-19 yang sudah memasuki tahun kedua. 

Berita Rekomendasi

Dia mencontohkan, kurangnya tabung oksigen, hal itu menurutnya menunjukkan antisipasi yang lemah dari Pemerintah.

‘’Bagaimana mungkin tabung oksigen disumbangkan ke negara lain, tapi saat rakyat sendiri membutuhkan, barangnya susah didapat,” ujar Ibas.

Baca juga: Melalui BRIN, Moeldoko Sebut Negara Siap Fasilitasi Periset Jadi Talenta Nasional

Kasus tabung oksigen ini, menurutnya, merupakan preseden buruk.

Hal ini memperlihatkan bahwa pemerintah seolah-olah kurang sigap mempersiapkan kebutuhan untuk menjawab gejala-gejala yang muncul sebelumnya.

‘’Kan ada varian baru di negara lain.

Kita tahu, itu bukan tak mungkin masuk ke negara kita. lalu muncul kasus-kasus baru, kemudian angka yang kita khawatirkan juga terjadi, dan lain sebagainya.

Itu semua gejala-gejala yang rasanya mudah dibaca dan terkait dengan kesiapan kita dalam menyediakan kebutuhan medis.

Tidak ada yang mendadak. Karena pandemi kan sudah masuk tahun kedua, jadi harusnya bisa diantisipasi,’’ ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas