PKS Ajak Para Pemimpin Bangsa Introspeksi Diri
Dalam situasi sulit saat ini sudah seharusnya semua pihak menyingkirkan ego kelompok. Semua pihak diminta meningkatkan rasa peduli terhadap sesama.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar Istigasah Nasional demi Keselamatan Negeri pada Sabtu (10/7/2021) malam.
Dalam kesempatan itu, Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf al-Jufri mengungkapkan pelajaran berharga bisa diambil bangsa menanggulangi pandemi.
Menurut Salim, jangan sampai sebelum, selama, dan setelah pandemi, pribadi dan karakter bangsa Indonesia sama saja, tak berubah.
Dia mengajak para pemimpin bangsa untuk bermuhasabah atau introspeksi diri.
"Mari bermuhasabah, mohon ampunan pada Allah, jadikan ini momentum menguatkan keimanan dan ketakwaan kita, terutama kepada para pemimpin negeri, mari berintrospeksi," kata Salim.
Salim menegaskan, dalam situasi sulit saat ini sudah seharusnya semua pihak menyingkirkan ego kelompok.
Semua pihak diminta meningkatkan rasa peduli terhadap sesama.
Baca juga: Fraksi PKS Minta Pemerintah Evaluasi PPKM Darurat secara Keseluruhan
"Sudah saatnya kita menyingkirkan ego kelompok dan kepentingan politik. Mari hidupkan hati nurani kita untuk saling peduli terhadap sesama dan merajut kebersamaan dengan semua elemen menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran," ujarnya.
Dalam momen itu, Salim juga menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya KH Abdul Rasyid bin KH Abdullah Syafi’ie, pemimpin Pondok Pesantren dan Perguruan Islam As-Syafi’iyah yang menjadi legenda di kalangan masyarakat Betawi.
Salim mengenang pertemuan dan persahabatannya dengan Kiai Rasyid yang suka blak-blakan mengutarakan pendapatnya.
"Sebagaimana karakter warga Betawi, Kiai bicara apa adanya tanpa basa-basi. Jika ada masalah diungkapkan penyebabnya dan coba dipecahkan bersama. Tidak ada yang disembunyikan," ucapnya.
Salim pun mengingat pertemuannya dengan Kiai Rasyid menjelang pemilihan presiden tahun 2019, yakni Ijtima Ulama yang diikuti perwakilan ulama dari seluruh Indonesia dengan berbagai latar belakang organisasi.
"Kiai Rasyid memimpin sidang dan berupaya mempertemukan beragam pandangan berbeda hingga tercapai kesepakatan. Intinya, tokoh Islam dan nasionalis harus bergandeng tangan memimpin negeri ini," kata Salim.