Pemerintah Diminta Perbaiki Aplikasi Covid-19 dan Integrasikan Semua Layanan
pemerintah diminta untuk memperbaiki aplikasi Covid-19 dan mengintegrasikan seluruh layanan terkait Covid-19 ke dalam satu aplikasi
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Sanusi
Karena itu, perbaikan dan integrasi seluruh layanan dan aplikasi Covid-19 harus menjadi salah satu prioritas pemerintah dalam penanggulangan Pandemi Covid-19. Jika diperbaiki dan digunakan dengan benar, PSI meyakini aplikasi mobile bisa sangat bermanfaat untuk mencegah penularan Covid-19.
“Saat ini salah satu kelemahan Indonesia dalam penanganan Pandemi Covid-19 adalah soal tracing. Padahal, 98 persen dari pengguna internet kita menggunakan ponsel cerdas. Ini artinya ada 200 juta Warga Negara Indonesia yang bisa menginstal aplikasi dan pemerintah bisa memanfaatkannya untuk melakukan tracing secara realtime,” ujar Sigit.
Namun Sigit mengingatkan, masyarakat tidak akan menginstal aplikasi yang dianggap tidak bermanfaat sehingga pemerintah perlu melakukan banyak perbaikan pada aplikasi yang ada sekarang.
“Saat ini baik PeduliLindungi maupun eHac hanya digunakan sekitar lima juta orang. Tidak perlu dibandingkan dengan YouTube atau WhatsApp yang digunakan hampir seluruh pengguna internet Indonesia, TikTok saja diinstal 75 juta warga negara kita,” ungkapnya.
Jika semua layanan yang saat ini dimiliki pemerintah digabungkan dalam satu aplikasi, Sigit yakin masyarakat akan sukarela memasang aplikasi tersebut di ponsel cerdasnya tanpa harus diminta.
PSI juga mengusulkan, pengguna aplikasi tersebut juga diberi satu kode QR unik untuk izin keluar-masuk suatu wilayah yang terkena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
“Untuk melewati check point, misalnya, cukup tunjukkan QR Code di aplikasi, aparat memindai dan memutuskan apakah penggunanya harus putar balik atau boleh memasuki wilayah tersebut. Kalau ini dilakukan, semua orang akan menginstal aplikasi tersebut dan pemerintah bisa melakukan tracing dengan mudah,” kata Sigit.