545 Dokter Meninggal karena Covid-19, IDI Khawatir Sektor Kesehatan Berpotensi Kolaps
Layanan rumah sakit (RS) di beberapa wilayah bahkan sudah runtuh secara fungsional (functional collapse).
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dewi Agustina
"Untuk spesialiasi dokter yang wafat masih paling banyak dokter umum, diikuti spesialis kandungan, penyakit dalam, dokter bedah, dan anestesi. Memang pneumonologi tidak sebanyak yang lain tapi tetap menempati 7 besar," terang dia.
IDI turut mencatat data per 18 Juli 2021 ada 7.392 perawat yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan 445 perawat telah meninggal.
Selanjutnya ada 42 apoteker yang terjangkit Covid-19, 223 bidan, dan 25 tenaga laboratorium yang juga terjangkit virus Corona.
Mahesa menerangkan kondisi para dokter saat ini terus dipantau oleh IDI. Sebab mereka adalah tulang punggung dari penanganan corona.
Saat ini, ia mengakui apabila banyak nakes yang tak berujung fatal karena sudah divaksinasi.
Tetapi ia menekankan, lonjakan kasus corona yang terus menerus bisa menyebabkan kelelahan akut dan berujung membuat nakes tumbang, termasuk dokter.
"Jadi kami sudah berikan pedoman, cuma memang meski sudah divaksinasi suntikan kedua, lonjakan pasien yang cukup tinggi menyebabkan overwork yang kami khawatirkan tentu akan menimbulkan burn out. Ini yang menyebabkan imun nakes menurun walaupun memang di Kudus dan beberapa tempat memang membuktikan efektivitas vaksin karena tidak terlalu banyak (yang gugur). Namun dengan lonjakan terus menerus, tentu imun nakes turun atau mengalami permasalahan," tambahnya.
Oleh sebab itu, Mahesa pun meminta masyarakat untuk bekerja sama di hulu atau menjaga diri agar jangan sampai tertular.
Ia meminta warga untuk lebih disiplin prokes dan patuh terhadap kebijakan PPKM Darurat.
"Kami mohon komponen bangsa kerja sama dan bisa menopang nakes karena kita tidak tahu lonjakan sampai kapan kalau melihat ketidakdisiplinan masyarakat. Jadi mohon masyarakat jadikan pandemi ini pertarungan bersama," ujarnya.
Terkait functional collapse, Ketua Tim Mitigasi PB IDI, Mohammad Adib Khumaidi mengatakan functional collapse rumah sakit tak hanya dilihat dari angka kematian dokter.
Hal lain yang jadi sorotan IDI adalah kurangnya pasokan obat, alat kesehatan, hingga oksigen di beberapa wilayah.
"Kondisi-kondisi ini yang saya kira functional collapse-nya sudah terjadi, tapi kita tidak bisa mengatakan secara general," ungkapnya.
Adib mengatakan tingginya angka kematian dokter terjadi akibat lonjakan jumlah pertambahan kasus positif Covid-19 dari hari ke hari.