Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mabes Polri Turun Tangan Terkait Dugaan Kebocoran 2 Juta Data Nasabah

Terpisah, Kementerian Komunikasi dan Informatika juga melakukan langkah cepat dalam mengusut dugaan kebocoran data pribadi BRI Life.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Mabes Polri Turun Tangan Terkait Dugaan Kebocoran 2 Juta Data Nasabah
IST
Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Bareskrim Mabes Polri ikut turun tangan terkait dugaan adanya kebocoran 2 juta data nasabah BRI Life di forum internet.

Data itu dijual di RaidForums dengan harga 7.000 dollar AS atau sekitar kurang lebih Rp 105 juta.

Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto menyampaikan kasus tersebut kini tengah ditangani Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri.

"Sedang dilidik Dittipideksus," kata Komjen Agus Andrianto saat dikonfirmasi Tribun, Rabu (28/7).

Ia menuturkan penyelidikan sementara bahwa kebocoran data itu berkaitan dengan data perbankan. Namun tidak dijelaskan secara lebih rinci terkait kasus tersebut.

"Terkait perbankan. Data BRI Life. Datanya dugaan kan dari sana," ujar Agus.

Baca juga: 21 Juta Dosis Vaksin Sinovac Dialokasikan untuk Pelaksanaan Vaksin Bulan Agustus

Sementara itu BRI Life bersama dengan tim independen juga melakukan penelusuran jejak digital dalam rangka investigasi terkait dugaan pencurian data nasabah perseroan. Corporate Secretary BRI Life Ade Nasution mengatakan, BRI Life menjamin hak pemegang polis sesuai dengan polis yang dimiliki.

Berita Rekomendasi

“BRI Life terus melakukan upaya maksimal untuk melindungi data pemegang polis melalui penerapan tata kelola teknologi informasi dan tata kelola data sesuai ketentuan dan standar serta peraturan perundang-undangan yang berlaku,” ujar Ade.

Menurutnya, terkait dugaan pencurian tersebut, perseroan juga akan melaporkan dan berkoordinasi dengan pihak berwajib untuk diproses lebih lanjut. Ia memastikan, BRI Life tidak pernah memberikan data pribadi kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Baca juga: Perbedaan SIM C, C1, dan C2 untuk Pengendara Bermotor, Jenis SIM C1 Mulai Berlaku Agustus 2021

“BRI Life berkomitmen untuk terus memberikan perlindungan asuransi jiwa bagi sebanyak mungkin masyarakat di Indonesia dengan terus mengembangkan penerapan prinsip tata kelola yang baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” ujar Ade.

Terpisah, Kementerian Komunikasi dan Informatika juga melakukan langkah cepat dalam mengusut dugaan kebocoran data pribadi BRI Life.

Data yang tersebar di Twitter dan beberapa situs forum hack sejak Selasa (27/7) malam itu kini telah diinvestigasi Kominfo sesuai aturan perundangan yang berlaku.

Beberapa langkah tersebut terus diupayakan Kominfo untuk mengetahui penyebab bocornya data nasabah BRI Life.

Baca juga: Menteri PUPR Pastikan RS Darurat Asrama Haji Donohudan Beroperasi pada 2 Agustus 2021

"Sejak Selasa, 27 Juli 2021 sampai dengan saat ini, Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika melakukan investigasi internal untuk melakukan pendalaman terhadap sampling data pribadi yang diduga bocor.

Kominfo juga melakukan pemanggilan terhadap Direksi BRI Life pada hari ini, 28 Juli 2021 sebagai bagian dari proses investigasi," kata Juru Bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi.

Hingga saat ini, Komindo masih mekakukan investigasi bersama Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika untuk mengetahui penyebab terjadinya kebocoran data tersebut.

"Sampai saat ini investigasi masih terus berjalan dan hasil belum dapat disimpulkan," tutup Dedi.

Sebelumnya, kasus kebocoran data ini diungkap pertama kali oleh akun Twitter @UnderTheBreach.

Menurut akun tersebut, ada sekitar 2 juta nasabah BRI Life yang terdampak kebocoran data, berikut sekitar 463.000 dokumen perusahaan itu yang berhasil diambil peretas.

Ia juga menuliskan peretas memiliki video demonstrasi berdurasi 30 menit yang berisi tentang sejumlah besar data (sekitar 250 GB) yang mereka peroleh. Dalam tangkapan layar yang dibagikan, terlihat bahwa data nasabah yang dimiliki sang hacker berbentuk file PDF.

Data tersebut berisi sejumlah informasi pribadi seperti foto KTP, rekening, nomor wajib pajak, akta kelahiran, hingga rekam medis. Seluruh data yang diambil oleh hacker ini dijual dengan harga 7.000 dollar AS atau sekitar Rp 105 juta.(Tribun Network/fan/igm/sen/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas