Pengalaman Megawati 10 Hari Menginap di Kapal Perang Saat Tangani Bencana Alam
Presiden Ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri membagikan kisah pengalamannya saat harus menginap di atas KRI selama 10 hari.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri membagikan kisah pengalamannya saat harus menginap di atas Kapal Republik Indonesia (KRI) selama 10 hari.
Saat itu, kata Megawati, dirinya harus rela terjun ke lapangan pada saat menangani bencana alam.
Hal itu disampaikan Megawati saat acara pembukaan rapat koordinasi pembangunan nasional (Rakorbangnas) BMKG secara virtual, Kamis (29/7/2021).
"Sampai mungkin sekarang kebanggan tersendiri bagi saya, saya mengingat di kapal perang, saya sendiri tadinya bingung seperti apa itu kapal perang kita. Itu hampir sampai 10 harian," kata Megawati.
Megawati pun berkisah, bagaimana momen tersebut terjadi semasa menjabat sebagai Wakil Presiden di era kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Ia mengatakan, saat itu dirinya diberi dipercaya Presiden Gus Dur untuk membentuk Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Nasional Pemanggulangan Bencana (BNPB).
Baca juga: Megawati: Mohon Maaf, Sampai Saat Ini Daerah Sangat Lambat Tangani Bencana
Meski begitu, sebagai wakil presiden, Megawati juga harus terjun ke lapangan untuk melihat penanganan bencana alam secara langsung.
"Saya pada waktu itu boleh mengatakan diri saya, saya merasa sangat berterima kasih diberi penugasan, karena saya harus membentuk BMKG, BNPB tetapi di lain soal saya harus ke lapangan," kata Ketua Umum PDI Perjuangan ini.
Lambat Tangani Bencana
Dalam kesempatan tersebut, Megawati pun mengatakan saat ini masih banyak daerah yang lambat dalam mengantisipasi maupun menangani bencana alam di Indonesia.
"Bagi daerah, saya melihat sampai saat ini mohon maaf, daerah itu sangat lambat sekali," kata Megawati.
Megawati pun menduga, penanganan yang lambat oleh pemerintah daerah lantaran dalam menetapkan kebijakannya tidak memprioritaskan penanganan bencana alam.
"Mungkin masih dalam pola pikir bahwa, ah bencana itu tidak selalu terjadi setiap hari. Jadi tidak ada rutinnya," kata Megawati.
Baca juga: Megawati Perintahkan Kader PDIP Perkuat Gerak Kemanusiaan dan Jaga Lingkungan
Ketua Umum PDI Perjuangan pun tak kaget, jika terjadi bencana di daerah akan menimbulkan korban jiwa.
Padahal, lanjut Megawati, hal tersebut bisa diantisipasi jika pemerintah daerah tanggap terhadap potensi bencana alam di wilayahnya.
"Padahal satu kali kejadian maka korban manusia pasti terjadi korban dan lain sebagainya. Sehingga, oleh karena itu, daerah itu mau tidak mau atau sudah ada, harus ada alokasi dana untuk bencana. Tidak bisa lagi menunggu," kata Megawati.
Perkuat Gerak Kemanusiaan dan Jaga Lingkungan
PDI Perjuangan meluncurkan sejumlah kendaraan serbaguna berupa ambulans, mobil jenazah, hingga kendaraan roda tiga pengangkut dalam rangka memperkuat kerja-kerja Badan Penanggulangan Bencana (Baguna).
Peluncuran dilakukan secara virtual yang dihadiri Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan Sekjen Hasto Kristiyanto, Selasa (27/7/2021).
Kendaraan yang diluncurkan terdiri dari satu unit ambulans jenis Hiace, 1 unit mobil jenazah jenis Hiace, 7 unit ambulans Granmax, 2 unit mobil jenazah Granmax, dan 1 unit ambulans sepeda motor roda tiga.
"Mobil ambulans dan mobil jenazah menjadi bagian gerak kemanusiaan kita, kita tambah kekuatannya sehingga gerak PDI Perjuangan semakin bermakna dan menyentuh rakyat," kata Hasto Kristiyanto saat peluncuran.
"Ini sangat penting apalagi di tengah pandemi covid ini. Kami berkomitmen terus berada di jalan kemanusiaan lewat kendaraan serbaguna ini," lanjut dia.
Baca juga: Tinjau PDIP Jaktim Siapkan Makanan untuk Warga Isoman, Risma Serukan Gotong Royong
Selain itu, ada juga 2 unit sepeda motor roda tiga pengangkut sampah, 1 unit sepeda motor roda tiga tangki air, 1 unit sepeda motor roda tiga box, dan 5 unit sepeda motor listrik.
"Kami berkomitmen dengan lingkungan lewat kendaraan pengangkut sampah dan angkut air, sebagai komitmen kita terus bergerak menjaga sungai dan seluruh kehidupan agar tetap asri dengan gerak menanam pohon," kata Hasto.
Sebuah video ditampilkan untuk menunjukkan sejumlah detail mengenai kendaraan serbaguna tersebut.
Seluruh kendaraan terlihat diparkirkan dengan rapi di halaman kantor DPP PDIP.
Ditegaskan Hasto, Ketua Umum Megawati Soekarnoputri memerintahkan, di tengah pandemi, terus memperkuat Baguna PDIP. Maka itulah pada 4 Agustus, akan dilakukan pelatihan kader partai untuk sadar bencana.
Baca juga: ICW Sebut PT Harsen Produsen Ivermectin Terafiliasi Politisi PDIP hingga KSP Moeldoko
"Mengingat kita tinggal di ring of fire, kita kenal bencana basah dan kering, bencana akibat lingkungan, dan kebakaran hutan, juga global warming yang disebabkan ketidakpastian cuaca yang berdampak pada gagal panen," kata Hasto.
"Justru karena rakyat sedang sulit karena pandemi, maka seluruh komitmen kerakyatan harus terus dilakukan dengan turun ke bawah, membantu rakyat dengan seluruh pikiran dan tenaga kita, seperti lewat dapur umum, harus dilakukan sebaiknya," katanya.
Turut hadir seluruh jajaran DPP PDIP, diantaranya Olly Dondokambey, Rudianto Tjen, Puan Maharani, Utut Adianto, Komaruddin Watubun, Prananda Prabowo, Ahmad Basarah, Mindo Sianipar, Wiryanti Sukamdani, Nusyirwan Sudjono, Made Urip, Bambang Wuryanto, Rokhmin Dahuri, Sri Rahayu, Said Abdullah, dan Ribka Tjiptaning.
Baca juga: Legislator PDIP: Rangkap Jabatan Rektor UI Sangat Memalukan
Di kantor partai, hadir secara fisik adalah Eriko Sotarduga, Sadarestuwati, dan Djarot Saiful Hidayat.
Kader dan pengurus daerah PDIP dari seluruh Indonesia turut mengikuti acara secara daring.