Pimpinan MPR: Tantangan Semakin Berat, Perlu Bangkitkan Semangat Berjuang Lawan Covid-19
Tantangan makin berat, setiap anak bangsa harus menjalankan kebijakan pengendalian Covid-19 yang diterapkan pemerintah.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menilai, tantangan berat yang dihadapi para pemangku kepentingan di pusat dan daerah dalam menghadapi ganasnya virus korona di tanah air, harus dihadapi dengan semangat kebersamaan.
Selain itu setiap anak bangsa juga harus menjalankan kebijakan pengendalian Covid-19 yang diterapkan pemerintah.
"Saat ini tantangan yang kita hadapi dalam pengendalian Covid-19 di tanah air sangat besar, baik di sisi hulu maupun hilir. Hanya dengan semangat kebersamaan sebagai sesama anak bangsa, kita akan mampu membebaskan Ibu Pertiwi dari hantaman virus Corona," kata Rerie, sapaan akrab Lestari Moerdijat, dalam keterangannya, Senin (2/8/2021).
Baca juga: 1,5 Tahun Pandemi Covid-19 di Kota Bekasi: 13.912 Anak Terpapar, 4.241 Warga Meninggal
Menurut Rerie, sejumlah strategi sudah coba diterapkan pemerintah dengan berbagai nama.
Mulai dari PSBB, PPKM mikro, PPKM darurat hingga PPKM level 1-4, yang saat ini pada fase perpanjangan hingga 2 Agustus 2021, yang inti sejumlah kebijakan tersebut membatasi mobilitas masyarakat.
Namun, lanjut Rerie, karena dalam menjalankan kebijakan tersebut belum sepenuhnya terbentuk komitmen kebersamaan yang kuat antara masyarakat dan para pemangku kepentingan di pusat dan daerah.
"Sehingga sejumlah kebijakan itu belum mampu mengendalikan penyebaran virus korona di tanah air," ucapnya.
Baca juga: Tol Tangerang Arah Jakarta Padat Merayap di Hari Terakhir PPKM Level 4
Diakui Rerie, ada sejumlah kota yang mampu menekan jumlah kasus positif Covid-19, namun lebih banyak daerah yang belum mampu menahan laju pertambahan kasus tersebut.
Sehingga, berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan jumlah kasus positif Covid-19 di tanah air terus bertambah, per Sabtu (31/7) total kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 3,4 juta, sejak diumumkan kasus pertama kali pada Maret 2020.
Sementara positivity rate harian nasional pada tanggal yang sama tercatat 24,82 persen, masih jauh dari standard yang ditetapkan WHO yaitu di bawah 5 persen.
Rerie sangat menyangkan, pertambahan kasus positif Covid-19 harian tertinggi sejauh ini tercatat pada Kamis (15/7) sebanyak 56.757 kasus, justru terjadi pada saat kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat ditetapkan.
"Demikian juga dengan angka kematian akibat Covid-19 tertinggi terjadi pada Selasa (27/7) yang tercatat 2.069 orang meninggal dunia," ucap Rerie.
Meski harus diakui juga, lanjut Rerie, capaian tingkat kesembuhan tertinggi tercatat pada Selasa (27/7) sebanyak 47.128 orang, juga terjadi saat kebijakan pembatasan mobilitas orang diterapkan.
Berdasarkan capaian itu, Rerie melihat belum terbentuk komitmen yang cukup kuat dari para pemangku kepentingan dan masyarakat dalam menjalankan kebijakan pengendalian Covid-19 di tanah air.