Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Antisipasi Kebakaran Gambut di Kalimantan Perlu Libatkan Masyarakat dan Kolaborasi Lintas Sektor

Bambang juga mengajak untuk melakukan pemanfaatan pengecekan data menggunakan data satelit. 

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Antisipasi Kebakaran Gambut di Kalimantan Perlu Libatkan Masyarakat dan Kolaborasi Lintas Sektor
istimewa
Ilustrasi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama sepekan terakhir, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan peningkatan suhu udara dan penurunan kelembapan udara di wilayah Pulau Kalimantan.

Peringatan ini juga merupakan indikasi potensi kebakaran hutan dan lahan.

Kebakaran hutan dan lahan, khususnya di lahan gambut, menurut Guru Besar IPB University, Bambang Hero Saharjo akan mendapat perhatian internasional karena kemampuan gambut sebagai penyimpan cadangan karbon dunia.




Adanya sejumlah titik api yang dipantau melalui satelit di wilayah Kalimantan, tambah Bambang dalam Dialog Bernas Pengelolaan Lahan Gambut Wilayah Kalimantan (10/8/2021), perlu mendapat perhatian esktra. 

Perhatian ini, tutur Bambang, dapat dilakukan Dinas Lingkungan Hidup di daerah dengan melakukan audit of compliance, atau audit pengendalian kebakaran hutan dan lahan terhadap korporasi.

Baca juga: Kemarau Tiba, Upaya Perlindungan Ekosistem Gambut di Sumatera Diperkuat

Dengan cara ini, kata Bambang, peran korporasi dalam menjalankan fungsi sesuai aturan yang berlaku akan terlihat. Misalnya melihat sarana dan prasarana pendukung penanganan kebakaran gambut.

“Nanti akan terlihat apakah korporasi sudah atau belum memenuhi persyaratan,” Ujarnya.

BERITA TERKAIT

Bambang juga mengajak untuk melakukan pemanfaatan pengecekan data menggunakan data satelit. 

Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi sebaran titik api dan kondisi lahan, juga memberikan arahan kegiatan pencegahan karhutla yang perlu diambil. 

Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), tutur Bambang, mempunyai tugas sebagai fasilitator dan koordinator untuk merestorasi lahan gambut bekas terbakar. 

“Jadi jangan dikejar untuk bertanggung jawab penanganan karhutla, ini tanggung jawab bersama” ujar dia.

Pemangku kepentingan penanganan karhutla, menurut Bambang harus melibatkan masyarakat. 

“Jadikan masyarakat mitra, bagian dari keluarga. Sebab, yang kadang terjadi masyarakat langsung dijadikan tumbal, biang kerok, dan sebagainya. Akibatnya tidak tercipta hubungan yang baik,” ujar dia.

Baca juga: Kepala BRGM: Galang Potensi Masyarakat Percepat Restorasi Gambut dan Rehabilitasi Mangrove

Pandangan serupa disampaikan juga Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalimantan Barat, Adi Yani, salah satu pendekatan untuk mencegah kebakaran gambut yaitu berkolaborasi dengan masyarakat di sekitar gambut

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas