Buntut Cekcok Diplomat dengan Imigrasi RI, Nigeria Tarik Dubes dari Indonesia
buntut cekcok dengan imigrasi, Menteri Luar Negeri Nigeria Geoffrey Onyema menyebut pihaknya menarik sementara duta besarnya untuk Indonesia.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Sanusi
"Setelah proses mediasi dan mendengarkan kronologi kejadian dari kedua belah pihak akhirnya petang itu juga petugas dan WNA tersebut sepakat menyelesaikan secara kekeluargaan. Kedua pihak mengakui telah terjadi kesalahpahaman dan sepakat berdamai disaksikan oleh Pimpinan Kantor Imigrasi Jakarta Selatan dan Duta Besar Nigeria," pungkasnya.
Bentuk Tim
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia bisa mengusulkan kepada Kemlu Nigeria untuk membentuk Tim Bersama Dua Negara untuk mencari fakta atas keributan Diplomat Nigeria dengan Petugas Imigrasi.
Hal itu diusulkan Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana kepada Kemlu RI untuk mencairkan ketegangan dan menjaga hubungan kedua negara, baik diplomatik, komersial maupun sosial budaya.
Baca juga: POPULER Nasional: Wapres Sikapi PKL Kibarkan Bendera Putih | Nasib Dokter Bakar 3 Orang di Bengkel
Apalagi usai keributan Diplomat Nigeria dan Petugas Imigrasi, pemerintah Nigeria telah menarik Duta Besarnya.
“Untuk meredam kemarahan publik Nigeria ada baiknya Kemlu mengusulkan kepada Kemlu Nigeria untuk membentuk Tim Bersama Dua Negara untuk mencari fakta atas keributan Diplomat Nigeria dengan Petugas Imigrasi,” ujar Hikmahanto.
Tim pencari fakta ini, kata dia, akan mendalami apa yang sebenarnya terjadi, apakah ada tindakan-tindakan dari masing-masing pihak yang tidak sesuai. Hasil dari Tim Pencari Fakta harus diumumkan secara transparan sehingga dapat meredam kemarahan di tingkat publik, khususnya di Nigeria.
Bila tim pencari fakta menemukan ada yang bersalah, lebih lanjut ia menjekaskan, tentu masing-masing negara perlu mengambil tindakan.
“Tindakan tegas terhadap siapapun yang bersalah karena Nigeria maupun Indonesia tidak perlu memfasilitasi petualang-petualang yang menggunakan baju negara untuk merusak hubungan kedua negara,” tegasnya.(Tribun Network/ham/mal/ras/wly)