Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kurikulum Sains Pertahanan Penting untuk Masa Depan Pertahanan Negara

Co Founder Jakarta Defence Studies Edna Caroline mengatakan adanya kurikulum sains pertahanan penting untuk masa depan pertahanan negara.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Sanusi
zoom-in Kurikulum Sains Pertahanan Penting untuk Masa Depan Pertahanan Negara
Tribunnews.com/Chaerul Umam
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menghadiri rapat kerja bersama Komisi I DPR RI, Rabu (2/6/2021). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Langkah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mendorong beberapa kurikulum sains pertahanan di Indonesia yang kini sudah dimiliki oleh Universitas Pertahanan mendapatkan respons positif.

Co Founder Jakarta Defence Studies Edna Caroline mengatakan adanya kurikulum sains pertahanan penting untuk masa depan pertahanan negara.

Baca juga: Tak Latah Pasang Baliho, Prabowo Dinilai Sudah Cukup Populer

Sebab, selama ini pemerintah terlihat enggan untuk berinvestasi dalam bidang Sumber Daya Manusia (SDM) pertahanan negara.

“Saya senang Pak Prabowo fokus kepada kurikulum sains pertahanan untuk sarjana di Universitas Pertahanan. Tapi saya pikir itu saja belum cukup. Maksud saya, kita butuh pendekatan yang lebih luas,” ujar Edna.

Baca juga: Jokowi Larang Menteri Keluar Negeri Selama PPKM, Gerindra: Pak Prabowo dalam Rangka Tugas 

Disampaikan Edna dalam diskusi bertajuk ‪From Minimum To Essential Force: Modernising The Indonesian Armed Forces‬, Kamis (12/8/2021).

Menurut Edna investasi di sektor sumber daya manusia memang memakan waktu yang tidak sebentar.

Berita Rekomendasi

Ia menyontohkan, China membutuhkan waktu sekitar 50 tahun untuk membangun kualitas sumber daya manusia di sektor pertahanan yang mumpuni.

“Memang kita butuh kerjasama tentang pendidikan. Negara atau produsen yang bisa membagikan ilmu teknologi pertahanan kepada kita. Jadi memang butuh pendekatan yang lebih komprehensif,” imbuhnya.

Diketahui Prabowo pada April 2020 meminta rektor Universitas Pertahanan Laksamana Muda TNI Amarulla Octavian menjadi rektor Universitas Pertahanan untuk membuka kurikulum tersebut.

Hal tersebut dilakukan demi menghasilkan para perwira Korps Kesehatan TNI yang cakap melaksanakan operasi militer selain perang (OMSP) menghadapi wabah penyakit, seperti Covid-19 saat ini.

“Perlu mencetak Kadet terbaik yang menguasai iptek. Apalagi sekarang terjadi pandemi. Kita berupaya keras menguasai ilmu di bidang kedokteran,” tutur Prabowo.

Harapannya, semakin banyak sarjana di bidang farmasi dan kedokteran yang nantinya bisa memproduksi obat di dalam negeri sehingga tidak bergantung kepada negara lain.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas