Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Eks Koruptor Direkrut Jadi Penyuluh Antikorupsi? Ahli: Tak Timbulkan Ketakutan Bagi Koruptor

Beredar kabar eks koruptor direkrut jadi penyuluh antikorupsi, ahli hukum: Tak Timbulkan Ketakutan Bagi Koruptor.

Penulis: Shella Latifa A
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Eks Koruptor Direkrut Jadi Penyuluh Antikorupsi? Ahli: Tak Timbulkan Ketakutan Bagi Koruptor
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
ILUSTRASI GEDUNG KPK - Anggota DPRD Jambi periode 2014-2019 Arrakhmat Eka Putra (kiri), Wiwid Iswhara (kedua kiri), Zainul Arfan (kedua kanan) dan Fahrurrozi (kanan) mengenakan rompi oranye dihadirkan saat konferensi pers di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (17/6/2021). KPK menahan empat orang tersangka yakni Arrakhmat Eka Putra, Wiwid Iswhara, Zainul Arfan dan Fahrurrozi dalam pengembangan perkara suap anggota DPRD Jambi terkait pengesahan RAPBD Provinsi Jambi Tahun Anggaran 2017-2018. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Menanggapi hal itu, ahli hukum pidana Universitas Al Azhar Suparji Ahmad menilai testimoni yang diberikan eks napi tak akan menimbulkan efek jera bagi koruptor.

Sehingga, cukup diragukan sebagai langkah yang efektif untuk mencegah tindakan korupsi.

"Efektifivitasnya cukup diragukan, testimoni para mantan napi koruptor tidak menimbulkan ketakutan bagi koruptor," ucapnya dikutip dari tayangan YouTube TV One, Rabu (25/8/2021).

Baca juga: Deputi Penindakan KPK Tahu Keberadaan Harun Masiku, Ini Kendalanya Belum Ditangkap

Pengamat hukum Suparji Ahmad (kanan) menyampaikan pandangannya dalam acara Polemik KPK vs Polri, di Jakarta, Sabtu (31/1/2015). Dalam diskusi tersebut terungkap bahwa publik menanti ketegasan Presiden Joko Widodo terkait pencalonan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai Kapolri dan serangan kepada para pimpinan KPK. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)
Pengamat hukum Suparji Ahmad (kanan) menyampaikan pandangannya dalam acara Polemik KPK vs Polri, di Jakarta, Sabtu (31/1/2015). Dalam diskusi tersebut terungkap bahwa publik menanti ketegasan Presiden Joko Widodo terkait pencalonan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai Kapolri dan serangan kepada para pimpinan KPK. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) (Tribunnews/Dany Permana)

Menurutnya, faktor yang mendukung terjadi korupsi di Indonesia adalah karena kebutuhan koruptor itu sendiri,

Seperti, kebutuhan dan biaya hidup yang tinggi mendorong mereka terjerumus dalam lubang korupsi.

"Misalnya politik yang biayanya tinggi. Lifestyle yang terlalu tinggi."

"Dan faktor kultur, politik, ekonomi yang dominan," ucap dia.

Berita Rekomendasi

Meskipun begitu, Ahmad mengapresia langkah terobosan KPK ini dengan tetap berupaya mencegah tindak pidana korupsi.

"Berbagai upaya harus tetap dilakukan supaya perang melawan korupsi segera terwujud hasilnya secara signifikan," jelasnya.

KPK Sempat Tuai Kritik dan Sindiran

Karena adanya kabar merekrut eks koruptor ini, KPK sempat menuai kritik dan sindiran.

Kritikan pertama datang dari mantan pimpinan KPK Bambang Widjojanto.

Pada cuitannya, @katabewe, Bambang tidak habis pikir dengan soal perekrutan eks koruptor ini.

"Mati Ketawa ala Pimpinan KPK. Eks Koruptor direkrut utk jd Penyuluh."

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas