Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polri Bantah Mutasi Irjen Eko Indra Heri Terkait Kisruh Sumbangan Rp2 Triliun Keluarga Alm Akidi Tio

Irjen Pol Argo Yuwono menyampaikan mutasi yang dilakukan ke Kapolda Sumsel Irjen Eko Indra Heri hanya penyegaran organisasi biasa di korps Bhayangkara

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Polri Bantah Mutasi Irjen Eko Indra Heri Terkait Kisruh Sumbangan Rp2 Triliun Keluarga Alm Akidi Tio
Tribunnews.com/Igman Ibrahim
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabes Polri membantah mutasi Irjen Eko Indra Heri dari  Kapolda Sumatera Selatan jadi Kors Ahli Kapolri berkaitan dengan kisruh sumbangan penanganan Covid-19 Rp 2 triliun yang diduga bohong oleh keluarga Alm Akidi Tio.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono menyampaikan mutasi yang dilakukan kepada Kapolda Sumsel hanya penyegaran organisasi biasa di korps Bhayangkara.

"Sudah lama menjadi Kapolda dan untuk penyegaran organisasi," kata Argo kepada wartawan, Kamis (26/8/2021).

Baca juga: Sempat Dicopot Karena Kerumunan Megamendung, Kini Irjen Rudy Sufahriadi Jadi Kapolda Sulteng

Argo menambahkan mutasi Irjen Eko Indra Heri sebagai Kors Ahli Kapolri juga masih satu level jabatan yang setara dengan Kapolda. 

Karena itu, mutasi ini disebut tak berkaitan dengan kasus yang tengah dialami oleh Irjen Eko Indra Heri.

"Pindahnya juga dalam level yang sama," tukas dia.

Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri
Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri (Tribratanews via Tribun Sumsel)

Diberitakan sebelumnya, Kapolda Sumatera Selatan Irjen Eko Indra Heri dimutasi dari jabatannya tidak lama kisruh sumbangan Rp2 triliun dari keluarga alm Akidi Tio.

Berita Rekomendasi

Dia kini dimutasi ke Kors Ahli Kapolri.

Rotasi itu berdasarkan surat telegram bernomor ST/1701/VIII/KEP/2021 tertanggal 25 Agustus 2021.

Surat itu ditandatangani oleh As Kapolri Bidang SDM Irjen Wahyu Widada atas nama Kapolri.

Hal ini dibenarkan oleh Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono.

Ia menyebut surat itu ditandatangani pada 25 Agustus 2021.

"Iya benar (surat telegram, Red)," kata Rusdi saat dikonfirmasi, Rabu (25/8/2021).

Baca juga: Siapa Irjen Rudy Sufahriadi, Dua Kali Dipercaya Jadi Kapolda Sulteng ?

Dalam surat telegram itu, Irjen Eko Indra Heri akan menggantikan Irjen Teguh Sarwino sebagai Kors Ahli Kapolri.

Nantinya, Irjen Teguh akan dirotasi menjadi Analis Kebijakan Utama Bidang Jemen Sahli Kapolri.

Sementara itu, nantinya posisi Irjen Eko sebagai Kapolda Sumsel akan digantikan oleh Irjen Toni Harmanto.

Irjen Toni Harmanto sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Sumatera Barat.

Selain Kapolda Sumsel, total ada 98 perwira tinggi-menengah yang juga dirotasi oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. 

Sebagai informasi, tim Itwasum dan Propam Mabes Polri telah memeriksa Kapolda Sumatera Selatan Irjen Eko Indra Heri di Mapolda Sumsel terkait kisruh sumbangan Rp2 triliun pada Kamis (5/8/2021).

Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Hari meminta maaf kepada masyarakat atas kasus janji hibah Rp 2 triliun dari keluarga almarhum Akidi Tio yang belakangan ternyata dananya tidak ada.

Kapolda juga mengaku tak mengecek terlebih dahulu mengenai ada tidaknya dana Rp 2 triliun seperti yang dijanjikan oleh keluarga Akidi Tio.

"Oleh karena itu saya meminta maaf kepada masyarakat Indonesia, kepada Kapolri, dan kepada seluruh anggota Polri," kata Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Hari.

Baca juga: Kapolda Sumsel Eko Indra Heri Dimutasi, Diduga Buntut Sumbangan Fiktif Keluarga Alm Akidi Tio

Dia juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Sumatera Selatan.

"Kelemahan saya sebagai individu, manusia biasa. Ini terjadi karena ketidak hati-hatian saya selaku individu, ketika mendapatkan informasi dari awalnya ibu Kadinkes menghubungi saya yang menyatakan ada sumbangan dari keluarga Akidi yang disampaikan oleh bapak Profesor Hardy," katanya.

Irjen Pol Eko Indra Hari lalu menyatakan ia bersedia menerima amanat itu karena janji pemberi untuk menanggulangi Covid-19 di Sumsel.

Kapolda juga mengaku memang mengenal keluarga Akidi utamanya Ahong, anak pertama Akidi.

"Sementara ibu Heriyanti saya tidak begitu kenal," katanya.

Kapolda menceritakan, dia bertemu langsung dengan Profesor Hardy dan Kadinkes. Sementara Heriyanti tidak ada.

"Profesor Hardy bilang ada sumbangan Rp 2 triliun dan uang itu berbentuk cek. Kemudian dia bilang ini kepercayaan kepada saya dan harus disampaikan," kata Kapolda.

Baca juga: Polemik Sumbangan Rp 2 T Belum Selesai, Anak Akidi Tio Dilaporkan ke Polisi atas Dugaan Penipuan

Selanjutnya Kapolda mengatakan tak terlalu mengecek atau memeriksa ada tidaknya dana tersebut. Namun Heriyanti menjanjikan cair hari Senin 2 Agustus 2021.

Belakangan diketahui dana tersebut belum ada.

Kapolda mengaku terlepas dari ada tidaknya dana tersebut, ia menegaskan sudah memafkan keluarga besar Akidi Tio maupun pihak lain yang terlibat dengan perkara ini.

"Saya juga mengucapkan terimakasih kepada mereka-mereka yang berempati pada saya atas kejadian ini," katanya.

Kapolda lalu menegaskan agar menghilangkan kegaduhan ini dan berkonsentrasi pada penanggulangan Covid-19.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas