Waspada Gelombang Ke-3 Covid-19, Masa Krisis Varian Delta Diperkirakan Hingga Akhir September 2021
Saat ini varian Delta menjadi varian paling dominan bersirkulasi di dunia dalam 60 hari terakhir.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Dewi Agustina
"Indonesia berbeda sekali lagi, sebagai negara kepulauan dalam pulau-pulau besar ya dia akan mengalami banyak tantangan," tambahnya.
Baca juga: Varian N501S yang Baru Masuk Jepang Tidak Kalah Bahaya Dengan Varian Delta
Dicky mewanti-wanti seluruh pihak di luar Jawa dan Bali untuk selalu waspada.
"Gelombang ketiga itu nyata dan besar ancamannya, bukan bicara konteks Jawa Bali, tapi di luar Jawa ini bisa berkontribusi, apalagi diperparah dengan minimnya 3T dan salah satu indikatornya adalah testing yang menurun," ujarnya.
Gelombang kenaikan kasus corona pertama terjadi di bulan Januari 2021.
Saat itu kasus naik usai mobilitas tinggi saat libur Natal dan Tahun Baru.
Gelombang kedua terjadi pada Juni-Juli hingga kasusnya baru mulai melandai pada akhir Agustus. Lonjakan kasus di periode ini karena maraknya varian Delta yang lebih menular.
Agar gelombang ketiga tidak terjadi, Dicky menyebut strategi memperpanjang PPKM sudah merupakan keputusan yang tepat.
"Hanya komunikasinya yang harus ditingkatkan supaya masyarakat paham perpanjangan PPKM ini untuk memproteksi mereka," katanya.
Selama perpanjangan PPKM ia menyarankan pemerintah mempercepat vaksinasi yang merupakan kunci menghadapi pandemi Covid-19.
Ia juga menyarankan masyarakat mulai mengubah perilaku. Misalnya tidak perlu ke pasar atau mal setiap hari untuk menghindari kerumunan.
Makanan sebaiknya dibawa pulang dan tidak perlu makan di tempat.
Tak hanya itu, strategi 3T yang terdiri dari pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment) juga perlu terus dilakukan.
"Kuncinya tetap sama, apapun variannya. Itu kuncinya tetap triad strategies," ujarnya. (tribun network/rin/dod)