Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Politik: Oposisi Pemerintah Harus Kuat Karena Cenderung Bakal Dikerjai

Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menegaskan Indonesia butuh pihak oposisi yang kuat.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Pengamat Politik: Oposisi Pemerintah Harus Kuat Karena Cenderung Bakal Dikerjai
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia - Ujang Komarudin 

Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menegaskan Indonesia butuh pihak oposisi yang kuat.

Sebab kata dia, oposisi akan cenderung dilukai sehingga membutuhkan kelompok atau pribadi tangguh.

"Kenapa oposisi harus kuat dan tangguh, karena pihak oposisi akan cenderung dikerjai atau dilukai," kata Ujang dalam diskusi daring bertajuk 'Masa Depan HAM dan Demokrasi di Indonesia', Senin (6/9/2021).

Ujang menyampaikan, lemahnya kekuatan partai oposisi di parlemen dapat membahayakan roda pemerintahan.

Sehingga, mengurangi sistem kontrol dan pengawasan yang semestinya dilakukan.

Ia mencontohkan revisi UU KPK dan UU Cipta Kerja yang berjalan mulus lantaran sepinya kekuatan pembendung.

Baca juga: HNW : Oposisi Berfungsi Menyehatkan Praktek Berdemokrasi

Berita Rekomendasi

Usaha rakyat turun ke jalan untuk menyatakan penolakannya menjadi percuma jika minimnya oposisi pada tubuh internal parlemen.

"Ini menjadi contoh nyata bahwa kekuatan oposisi menjadi penting. Bukan hanya untuk mengontrol pemerintah, tetapi juga menjaga HAM dan demokrasi," ujarnya.

Ujang juga menyebut peristiwa kudeta Partai Demokrat yang notabene oposisi adalah satu bentuk mengerjai pihak oposisi oleh pihak pemerintah.

Baca juga: Parpol Oposisi Dikritik, Demokrat: Fahri Hamzah Rindu Hidup seperti Zaman SBY

Partai Demokrat disebut hanya satu dari sejumlah partai politik oposisi yang dipecah belah oleh kekuatan pemerintah.

"Masih banyak lagi partai yang kemarin jadi oposisi, namun dipecah-belah, mohon maaf, oleh kekuatan pemerintah," ujar dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas