Bantah Tudingan Pemerintah Tak Ada Ruang Dialog, Faldo: Pemuda Kecamatan Ngundang, Saya Datang
Stafsus Mensesneg, Faldo Maldini membantah tudingan yang menyebut pemerintah tidak membuka ruang dialog dengan masyarakat.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Staf Khusus (Stafsus) Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Faldo Maldini, membantah tudingan yang menyebut pemerintah tidak membuka ruang dialog dengan masyarakat.
Hal itu diungkapkan Faldo saat menjadi narasumber dalam program diskusi Overview Tribunnews.com, Kamis (16/9/2021).
Adanya aksi masyarakat dan mahasiswa yang membentangkan poster kritik saat kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi), disebut-sebut wujud dari tiadanya ruang dialog dengan pemerintah.
"Kalau seandainya dibilang ruang dialog tertutup, saya kira enggak juga."
"Saya sampai pemuda kecamatan ngundang saya dateng juga," ungkap Faldo.
Baca juga: Bawa Poster Kena Ciduk, PBHI: Kunjungan Jokowi untuk Dekati Masyarakat, Jangan Malah Dijauhkan
Faldo menyebut dirinya selalu mengusahakan untuk hadir dalam diskusi bersama masyarakat, meskipun untuk dihujani kritik.
"Setidaknya itu terus kita usahakan, memang ada prioritas, 5-10 seminar sehari itu kita kerjain, orang ngata-ngatain ya nggak apa, yang penting kita datang," ucapnya.
Faldo mengatakan dirinya siap untuk diajak berdiskusi dan membuka diri untuk hadir dalam forum-forum yang membutuhkannya.
"Buat yang bilang forum dialog-dialog tertutup, susah, ayo bikin forumnya, kita siap datang."
"Pasti saya laporin semua hasilnya, tentunya, ada prioritas-prioritas," ungkap Faldo.
Baca juga: Setelah Suroto, Apakah Mahasiswa UNS yang Bentangkan Poster Juga akan Diundang Jokowi ke Istana?
Soal Mahasiswa UNS Diamankan Polisi
Mengenai diamankannya sejumlah mahasiswa UNS Solo yang membentangkan poster saat menyambut kedatangan Jokowi, Faldo berharap kepolisian lebih bisa mengayomi masyarakat.
"Kita tentu berharap aparat kepolisian bisa bertugas lebih profesional, mengayomi masyarakat, tidak usahlah ikut-ikut konten politik."
"Karena kalau tidak ada penghinaan ya tidak usah bertindak apa-apa. Kalau pun ada penghinaan, yang merasa korbanlah yang lapor," ungkapnya.