Isa Sempat Tak Percaya Adiknya Jadi Korban Kebakaran di Lapas Tangerang
Isa mengaku baru mendengar tempat sang adik menjalani pembinaan itu terbakar sekitar 4 jam setelah api padam.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mohammad Ilham bin Juyono (36) adalah satu dari 41 narapidana yang meninggal dunia akibat terbakarnya Lapas Kelas I Tangerang pada Rabu (8/9/2021) lalu.
Kepergian Ilham untuk selamanya sempat diragukan oleh kakak kandungnya, Isa (38).
Isa mengaku baru mendengar tempat sang adik menjalani pembinaan itu terbakar sekitar 4 jam setelah api padam.
Isa mengatakan informasi yang disampaikan rekannya berdasarkan pemberitaan di televisi itu baru diterima pada pukul 08.00 WIB yang membuatnya bergegas menuju Rumah Sakit (RS) Polri, Kramat Jati.
"Tau dari teman (kebakaran Lapas) sekitar jam 8an, langsung saya meluncur ke sini (RS Polri), sudah feeling sih pasti langsung dibawa ke sini," kata Isa kepada awak media saat ditemui jelang penjemputan jenazah Ilham, di RS Polri, Kamis (16/9/2021).
Tak menunggu waktu lama, dirinya kala itu langsung menuju ruang Disaster Victim Indentification (DVI) RS Polri guna meyakinkan langsung kondisi sang adik.
Baca juga: 38 Jenazah Korban Kebakaran Lapas Kelas I Tangerang Sudah Diserahkan kepada Pihak Keluarga
Di dalam ruang DVI atau tempat penerimaan keluarga jenazah, Isa menanyakan perihal kepastian keadaan Ilham.
"Pak ada atas nama Muhammad Ilham, gak? Korban yang lapas," kata Isa mengulang pertanyaan kala dirinya mendatangi ruang DVI.
"Oh, kayanya ada, Pak," kata Isa lagi meniru omongan petugas di Rumah Sakit.
Hanya saja kata dia saat itu, nama ayah alias bin dari data yang disampaikan oleh petugas tidak sesuai dengan nama ayah kandungnya.
Alhasil dirinya meminta untuk, mencari ulang nama dari adiknya melalui sistem atau data manifest korban yang dimiliki tim DVI beserta foto para korban.
"Saya gak yakin adek saya. Coba lihat foto-fotonya," ucap dia mengulangi kembali ungkapannya saat di ruang DVI.
Setelah data tersebut terbuka, Isa mengatakan, secara tiba-tiba dirinya tidak bisa berucap.