Ketua MPR: Kemana Suara Aktivis HAM dan Aktivis Perempuan Saat Nakes Diserang KKB di Papua?
Politisi Partai Golkar ini heran, saat aparat mempertahankan Papua dari teror KKB, para aktivis HAM lantang bersuara mengecam tindakan aparat.
Editor: Hasanudin Aco
Sepanjang April 2021, KKB telah menembak mati seorang guru bernama Oktavianus Rayo, selain juga membakar tiga sekolah di Kabupaten Puncak.
Kemudian seorang guru SMP bernama Yonathan Randen juga ditembak mati KKB di Kabupaten Puncak.
Disusul tewasnya seorang pengemudi ojek bernama Udin akibat ditembak di area Pasar Ilaga Kabupaten Puncak oleh KKB.
Pada 15 April KKB menembak mati seorang pelajar SMA di Kabupaten Puncak bernama Ali Mom.
Kepala BIN Daerah Papua Brigjen TNI Putu I Gusti Putu Danny Nugraha turut menjadi korban penembakan teroris KKB di Beoga, Kabupaten Puncak, Papua.
Kecaman IDI
Sementara itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Papua mengecam penyerangan tenaga kesehatan di puskesmas yang berlokasi di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua pada Senin (13/9/2021).
Penyerangan itu diduga dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Ketua IDI Wilayah Papua Donald Willem S Aronggear mengatakan, penyerangan tersebut mengakibatkan satu nakes bernama Gabriella Meilani meninggal, beberapa nakes luka-luka, dan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terbakar.
"Ini sangat memprihatinkan kita sebagai nakes dalam pengabdian kepada masyarakat dan pasti ini tidak diinginkan oleh siapa pun," kata Donald dalam konferensi pers IDI secara virtual, Jumat (17/9/2021).
"Saya yakin siapa pun tidak menginginkan kejadian seperti ini, baik nakes, dan terutama yang dirugikan nantinya ini adalah masyarakat," ujar dia.
Donald mengatakan, dalam kondisi konflik di Papua, nakes seharusnya tidak menjadi target sasaran.
Sebab, lanjutnya, tugas nakes adalah memberikan pelayanan terhadap masyarakat.
"Kesampingkan masalah politik silakan itu urusan politik, tapi nakes tidak terlibat dalam masalah politik tersebut, mereka berkonsentrasi dalam pelayanan masyarakat itu tugas mulia," ujarnya.