GNRM Dapat Dukungan Penuh Tokoh Bangsa dan Akademisi
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Helmy Faishal Zaini, mengapresiasi dan mendukung GNRM melalui partisipasi masyarakat.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) di bawah koordinasi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudyaan (PMK) Muhadjir Effendy yang melibatkan partisipasi publik dan berbagai kelompok masyarakat terus membumi.
Gerakan ini mendapat respons positif dari berbagai tokoh dan akademisi.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Helmy Faishal Zaini, mengapresiasi dan mendukung GNRM melalui partisipasi masyarakat.
Dia pun mendorong gerakan ini berorientasi kepada penguatan nilai luhur budaya bangsa.
"Yakni tepa selira, gotong royong, saling menghormati dan membangun jati diri bangsa,” kata Helmy, saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Baca juga: Menko PMK: Indonesia Hadapi Tiga Krisis di Masa Pandemi Covid-19
Dihubungi terpisah, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, mengatakan bahwa GNRM merupakan program yang strategis dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai bangsa yang maju sebab faktor mental sangat penting dalam membangun karakter bangsa.
Karena itu sangat tepat ketika pemerintah menjadikan Revolusi Mental sebagai gerakan nasional.
“Selama beberapa tahun, Muhammadiyah bekerja sama dengan Kementerian PMK bekerjasama dalam gerakan nasional Revolusi Mental. Program Revolusi Mental sangat bermanfaat dalam membangun kehidupan sosial yang rukun, tolong menolong, gotong royong dan sikap positif serta kesetiaan terhadap Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tandas Mu'ti.
Sementara itu, Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI), Panut Mulyono mengatakan bahwa Gerakan Nasional Revolusi Mental melalui partisipasi masyarakat 2020-2024 untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.
Dari gerakan ini, ia berharap akan tumbuh insan-insan Indonesia yang memiliki sifat melayani, bersih dan jujur, tertib, mandiri, dan selalu menjaga persatuan bangsa.
Baca juga: Menko PMK: Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Tak Cukup dengan Bansos
"Hal ini sebenarnya merupakan karakter dan jati diri bangsa Indonesia," ungkap Panut, yang juga Rektor Universitas Gadjah Mada.
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi menambahkan bahwa dalam dunia pendidikan, gerakan ini menjadi ruh pendidikan karakter yang harus ditanamkan, dibiasakan dan dilaksanakan dalam kehidupan sekolah melalui kegiatan kurikuler, ko kurikuler dan intra kurikuler.
“Gerakan revolusi mental adalah nafas dalam pendidikan sehingga harus menjadi gerakan bersama lintas kementerian terutama Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang pelaksanaanya dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kemudayaan (Kemenko PMK),” tegasnya.