Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Isu TNI Disusupi Komunisme Dinilai Tak Masuk Akal dan Ngawur

Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam (BEM PTAI) bersilaturahmi dengan Panglima Kostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Isu TNI Disusupi Komunisme Dinilai Tak Masuk Akal dan Ngawur
istimewa
Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam (BEM PTAI) bersilaturahmi dengan Panglima Kostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman di Mako Kostrad pada Rabu (29/9/2021). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam (BEM PTAI) bersilaturahmi dengan Panglima Kostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman di Mako Kostrad pada Rabu (29/9/2021). 

Pertemuan ini membahas kebangsaan hingga penanganan Covid-19.




Diketahui, jumlah BEM PTAI ada 87 Universitas. Semua kampus tersebar di seluruh Indonesia.

Sekjen BEM PTAI Yayan Septiadi mengatakan, Letjen TNI Dudung Abdurachman merupakan bapak atau orang tua yang harus dihormati oleh generasi muda. 

"Kami tabbayun kepada Bapak Dudung Abdurachman mengenai adanya isu di luar seperti TNI disusupi PKI. Bagi kami sebagai kalangan intelektual isu tersebut tidak masuk akal dan masyarakat sudah cerdas," kata Yayan dalam keterangannya, Rabu (29/9/2021).

Baca juga: Centra Initiative : Penyusupan Komunisme di Tubuh TNI Dinilai Sulit Terjadi

"Kalau ada yang ngomong TNI disusupi PKI pernyataan ngawur dan tidak jelas. Kami langsung mengunjungi ke sana untuk melihat museum bahwa nilai-nilai sejarah masih utuh," tambahnya.

BERITA TERKAIT

Ia mengatakan fitnah TNI disusupi PKI merupakan pembodohan masyarakat. Semua masyarakat mengetahui TNI menjalankan Sumpah prajurit Sapta Marga dan memegang teguh ideologi Pancasila, Negara kesatuan Republik Indonesia, Bhineka Tunggal Ika dan UUD 1945. 

"Semua orang juga tahu sejarah G30S/PKI, tidak mungkin TNI disusupi PKI. Pernyataan seperti ini pembodohan masyarakat," katanya.

Menurut Yayan, saat TNI sudah solid dan bersinergi dengan Polri jangan dipecah belah oleh siapapun. TNI dan Polri adalah pengayom serta selalu melindungi rakyat.

"TNI adalah tentara rakyat jadi untuk rakyat dan oleh rakyat jangan dipecah belah dengan isu murahan. Bangsa Indonesia ini sedang melaju dan ingin tumbuh menjadi negara besar," tegasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas