Lodewijk Nilai Perlu Ada Simulasi Terkait Jadwal Pemilu 2024
Sementara, sebelumnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengusulkan digelar pada 21 Februari 2024.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seusai ditetapkan menjadi Wakil Ketua DPR RI, Lodewijk F Paulus memaparkan tugas-tugas yang sesuai dengan tupoksinya sebagai koordinator politik, hukum dan keamanan.
Satu di antaranya, Lodewijk menyoroti tarik ulur jadwal Pemilu 2024 yang hingga kini belum ada kesepatan antara pemerintah, DPR dan penyelenggara pemilu.
Menurut Lodewijk, perlu ada simulasi terkait usulan jadwal pemilu 2024.
Di mana, usulan terakhir pemerintah Pemilu Serentak Nasional digelar pada 15 Mei 2024.
Sementara, sebelumnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengusulkan digelar pada 21 Februari 2024.
Baca juga: Pemilu Diusulkan 15 Mei 2024, PDIP Tolak Masa Kampanye Dilaksanakan Bulan Ramadan
"Tentunya ini perlu disimulasikan terkait dengan ini. Ya memang banyak kepentingan di situ, seberapa lama sih setelah Pilpres itu harus dilantik. Artinya presidennya sudah ada tapi belum diberi wewenang penuh untuk mengelola negara ini," kata Lodewijk di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (30/9/2021).
Selain itu, Lodewijk menilai KPU perlu mempersiapkan diri dengan usulan-usulan yang ada.
Termasuk dengan kemungkinan Pilpres digelar dua putaran.
"Inilah yang tentunya harus digladikan antara pemeirntah, KPU dan DPR sehingga punya satu kesepakatan," pungkasnya.