Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

POPULER NASIONAL Nasib Letkol Untung Tak Seberuntung Namanya | Polemik Isu Komunis Menyusup di TNI

Berita populer nasional: Nasib Letkol Untung, pemimpin G30S 1965 hingga polemik isu komunis menyusup di tubuh TNI.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
zoom-in POPULER NASIONAL Nasib Letkol Untung Tak Seberuntung Namanya | Polemik Isu Komunis Menyusup di TNI
via TribunManado
Letkol Untung. Berita populer nasional: Nasib Letkol Untung, pemimpin G30S 1965, yang tak seberuntung namanya, hingga polemik isu komunis menyusup di tubuh TNI. 

Baca selengkapnya >>>

4. Cerita Dudung soal AY Nasution Minta Patung yang Digagasnya

Komunitas Pencinta Pahlawan Revolusi melaksanakan kunjungan dan studi sejarah ke Museum Dharma Bhakti Kostrad dalam rangka studi sejarah Pahlawan Revolusi, bertempat di Markas Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat. Sabtu (4/7/2020).
Komunitas Pencinta Pahlawan Revolusi melaksanakan kunjungan dan studi sejarah ke Museum Dharma Bhakti Kostrad dalam rangka studi sejarah Pahlawan Revolusi, bertempat di Markas Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat. Sabtu (4/7/2020). (kostrad.mil.id)

Panglima Kostrad, Letjen TNI Dudung Abdurachman, menceritakan ketika mantan Pangkostrad, Letjen TNI (Purn) Azmyn Yusri (AY) Nasution, hampir meneteskan air mata meminta tiga patung yang digagasnya dari Museum Dharma Bakti Kostrad.

Pada 30 Agustus 2021, kata dia, AY Nasution datang ke tempatnya.

AY Nasution, kata Dudung, bercerita kepadanya bahwa ia memiliki uneg-uneg setelah ia berdinas sebagai Pangkostrad selama kurang lebih satu tahun.

Uneg-uneg tersebut, kata Dudung, telah mengganjal kehidupan AY.

Salah satu uneg-uneg tersebut, kata Dudung, adalah ketika AY Nasution menggagas membuat patung tiga tokoh militer yakni Soeharto, AH Nasution, dan Sarwo Edi di Museum Dharma Bakti Kostrad.

Berita Rekomendasi

Baca selengkapnya >>>

Baca juga: Istri Novel Baswedan: Ada Kesengajaan KPK untuk Menyingkirkan Suami Saya

Baca juga: IPW Sebut Kapolri Pasang Badan terkait Rencana Menampung 57 Pegawai yang Dipecat KPK

5. Kata Yudi Purnomo soal Hari Terakhirnya di KPK

Ketua Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yudi Purnomo Harahap usai memberikan keterangan di kantor Komnas HAM Jakarta pada Senin (31/5/2021).
Ketua Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yudi Purnomo Harahap usai memberikan keterangan di kantor Komnas HAM Jakarta pada Senin (31/5/2021). (Tribunnews.com/Gita Irawan)

Sebanyak 57 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak lulus asesmen tes wawasan kebangsaan (TWK) akan diberhentikan dengan hormat, Kamis (30/9/2021).

Salah satu pegawai yang dipecat yaitu Ketua Wadah Pegawai KPK, Yudi Purnomo Harahap.

Yudi menyebut dirinya sudah tidak mempunyai beban lagi di KPK per hari ini.

Penyidik KPK itu pun sudah menyempatkan diri untuk pamit dengan rekan-rekannya yang lain di komisi antikorupsi.

"Ini bukan kata perpisahan, hanya pengumuman jadi jangan sedih. Sehingga besok saya sudah lepas dari segala hak dan kewajiban sebagai pegawai KPK," ujar Yudi dalam keterangannya, Kamis (30/9/2021).

Baca selengkapnya >>>

Baca berita populer lainnya

(Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas