Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jaga Ekosistem Laut, Kawasan Mangrove di Papua dan Papua Barat Dipulihkan

Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melakukan rehabilitasi kawasan mangrove di Papua dan Papua Barat.

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Jaga Ekosistem Laut, Kawasan Mangrove di Papua dan Papua Barat Dipulihkan
istimewa
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melakukan rehabilitasi kawasan mangrove di Papua dan Papua Barat. Tercatat, sekitar 1,5 juta hektare sebaran mangrove Indonesia berada di Papua dan Papua Barat dari total secara nasional 3,36 juta hektere. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melakukan rehabilitasi kawasan mangrove di Papua dan Papua Barat.

Tercatat, sekitar 1,5 juta hektare sebaran mangrove Indonesia berada di Papua dan Papua Barat dari total secara nasional 3,36 juta hektere.

Sayangnya, 6 persen di antaranya mengalami kerusakan, salah satunya di Kelurahan Klamana Sorong, Papua Barat.

Ketua Kelompok Tani Hutan Klamana, Demianus Werbete mengatakan, kerusakan mangrove salah satunya dipicu pengambilan batu karang, sebagai mata pencaharian masyarakat.

Baca juga: BRGM Percepat Rehabilitasi Mangrove di Bagan Asahan

“Masyarakat sementara ini kan mata pencahariannya di sini mengambil batu karang. Mereka tahu sebenarnya itu merusak alam, namun ini kan masalah perut, jadi mereka mau gak mau ya ambil batu karang akhirnya," ujar Werbete dalam keterangannya, Senin (4/10/2021).

Seperti diketahui, dampak eksploitasi batu karang bisa menyebabkan gelombang atau ombak yang menuju daratan atau pantai menjadi besar, ekosistem laut menjadi rusak dan hewan laut pun akan stres dan bermigrasi ke tempat lain.

Berita Rekomendasi

Oleh karena itu, rehabilitasi mangrove menjadi salah satu cara mengatasinya.

Di Kelurahan Klamana, tutur Werbete, telah ada bantuan pemerintah untuk melestarikan ekosistem mangrove, salah satunya dari BRGM.

Program rehabilitasi mangrove yang dijalankan BRGM adalah penanaman bibit mangrove dengan melibatkan masyarakat secara langsung.

Baca juga: Presiden Jokowi Ikut Nyemplung Saat Tanam Mangrove Bersama Masyarakat di Pantai Setokok Batam

“Warga yang terlibat adalah 40 orang, kami tanam di kawasan mangrove seluas 50 hektare. Sudah ubah mindset warga, karena mangrove bisa menjadi sumber penghasilan tambahan dan meningkatkan perekonomian mereka,” katanya.

Sejalan dengan Werbete, Ina Roselina Sikirit selaku Ketua Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Unit II Sorong mengatakan program rehabilitasi mangrove bisa membantu perekonomian warga, dan sejalan dengan tujuan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dimasa pandemi.

“Kami bersinergi tanam mangrove, bikin keramba atau tambak. Kepiting di sini banyak, jadi berkelanjutan karena dari akar mangrove, ada kepiting yang makan dan beranak di situ," ucapnya.

"Mangrove juga bisa dijadikan lokasi wisata, kami berharap para wisatawan juga nantinya bisa membeli oleh-oleh kepiting bakau, jadi mereka gak perlu lagi menggali batu karena sudah ada sumber penghasilan tambahan,” sambung Sikirit.

Sekretaris BRGM Ayu Dwi Utari berharap, bibit mangrove yang telah ditanam ini dapat dijaga masyarakat dan tumbuh 100 persen.

“Jadi nanti jangan gali batu lagi yah, percayalah jika mangrove ini bisa dijaga, nanti biota laut akan lebih banyak dan bisa meningkatkan pendapatan warga” paparnya.

Selain itu, program rehabilitasi mangrove merupakan bagian dari upaya pemerintah Indonesia untuk mitigasi perubahan iklim global.

“Seperti yang disampaikan Presiden, rehabilitasi mangrove untuk mengantisipasi perubahan iklim yang sedang terjadi di dunia," tutur Ayu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas