PDIP Yakin Tetap Jadi Penentu dalam Pemilu 2024
Politikus PDIP Andreas Hugo Pareira buka suara terkait hasil survei Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC).
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Adi Suhendi
"PDIP mendapat dukungan terbesar, 22,1 persen, disusul Golkar 11,3 persen, PKB 10 persen, Gerindra 9,9 persen, Demokrat 8,6 persen, PKS 6 persen dan NasDem 4,2 persen.
Kendati begitu kata Deni, jika dilihat kecenderungannya setelah pemilu 2019 lalu, pemilih terhadap PDIP malah cenderung melemah, di mana angka tersebut berada pada angka 25,9 persen pada Maret 2020 menjadi 22,1 persen pada September 2021.
Demikian angka penurunan itu juga terjadi pada partai Gerindra, yang pada Maret 2020 mendapat angka 13,6 persen menjadi 9,9 persen pada September 2021.
Baca juga: Komisi II Minta Pemerintah Jamin Konsekuensi Jika Pencoblosan Pemilu Digelar 15 Mei 2024
Namun, untuk Partai Golkar, PKB, Demokrat, PKS dan NasDem mengalami kenaikan jumlah pemilih.
"Sebaliknya, kecenderungan kenaikan terlihat pada Golkar, dari 8,4% persen menjadi 11,3% pada periode yang sama. Kenaikan juga terlihat pada PKB, Demokrat, PKS, dan NasDem pada periode yang sama," tukasnya.
Sebagai informasi, populasi pada survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang memili hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dari populasi itu dipilih secara random (multistage random sampling) 1220 responden, dengan responden yang dapat diwawancarai secara valid sebesar 981 atau 80 persen.
Adapun kurun waktu untuk keperluan wawancara di lapangan dilakukan pada 15 hingga 21 September 2021.
Margin of error (MoE) pada survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar kurang lebih 3,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling).
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check) dan dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.