Pujian untuk Presiden Jokowi dari Kishore Mahbubani Disebut Subjektif dan Berbahaya
Ubedilaj Badrun menilai pujian Prof. Kishore Mahbubani kepada Presiden Joko Widodo yang menyebutnya jenius dan paling efektif terlalu subjektif.
Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
Namun, tidak seperti banyak pemimpin yang menganjurkan program besar pemerintah untuk membantu orang miskin, Jokowi bijaksana secara fiskal. Utang Indonesia rendah menurut standar internasional, kurang dari 40% dari PDB.
Pada saat yang sama, Jokowi adalah seorang 'pengusaha' yang gigih. Sebagai mantan eksportir furnitur, ia memahami betul tantangan yang dihadapi usaha kecil.
Karena itu, dia menggunakan popularitasnya untuk mendorong melalui langkah-langkah yang penuh tantangan seperti mereformasi undang-undang perburuhan untuk memungkinkan perusahaan menghemat di masa-masa sulit dan menghilangkan subsidi bahan bakar.
Jokowi juga berkomitmen untuk pembangunan infrastruktur. Selama masa kepresidenannya, pemerintah telah membangun jalan raya di seluruh Indonesia, dari Aceh di barat hingga Papua di timur.
Di Sumatera, jalur kereta api sepanjang 2.000 kilometer direncanakan dari Banda Aceh di utara hingga Lampung di selatan.
Proyek lain yang diusulkan termasuk kereta api sepanjang 1.000 kilometer di seluruh Sulawesi dan pengembangan jalur kereta api jarak jauh di Kalimantan.
Sementara itu, jaringan kereta bawah tanah Jakarta berkembang pesat, mengurangi beberapa kemacetan lalu lintas terburuk di dunia.
Di Jawa, lebih dari 700 kilometer jalan tol (termasuk jalan tol Trans-Jawa) dibangun antara tahun 2015 dan 2018, suatu prestasi yang dulu dianggap mustahil, mengingat hanya 220 kilometer jalan yang dibangun di pulau itu pada dekade sebelumnya.
Reformasi Jokowi membantu meningkatkan peringkat Indonesia dalam indeks Doing Business Bank Dunia dari peringkat 120 pada 2014 menjadi peringkat 73 pada 2020.
Saat ini, Indonesia seharusnya menikmati ledakan ekonomi tetapi COVID-19 menghantam negara ini dengan keras.
Sejak awal Jokowi berhasil mengamankan 175 juta dosis vaksin Covid-19 untuk negara yang populasinya 270 juta ini.
Meskipun sebagian besar dosis vaksin berasal dari China yang Sinovac namun justru menumbuhkan kepercayaan internasional serta bagian dari upaya mengirim sinyal politik yang lebih luas kepada dunia.
Jokowi secara geopolitik (kebijakan luar negerinya) bijaksana yakni dengan bijak menjaga hubungan baik dengan China dan AS karena persaingan kekuatan besar dunia itu dianggap sebagai momentum yang bagus untuk Indonesia.
Jokowi mengatakan kepada saya bahwa dia telah mendorong AS untuk berinvestasi lebih banyak di Indonesia, karena investasi China telah jauh lebih besar dalam beberapa tahun terakhir.
China berpartisipasi dalam banyak proyek infrastruktur di Indonesia termasuk proyek kereta api Jakarta-Bandung, zona ekonomi khusus pariwisata di Jawa, pembangkit listrik tenaga air Kayan di Kalimantan Utara, perluasan pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera, dan pengembangan Bandara Internasional Lembeh di Sulawesi.
Kita hidup di zaman paradoks.
Ilmu sosial modern telah membekali kita dengan semua pengetahuan yang kita butuhkan untuk memerintah dengan baik namun bahkan beberapa negara demokrasi kaya memilih penipu sebagai pemimpin seperti pendahulu Biden yakni Donald Trump dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
Inilah mengapa keberhasilan Jokowi patut diapresiasi lebih luas.
Dunia dapat belajar banyak dari model pemerintahan Jokowi yang baik. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.