Pengamat Tanggapi Anggota PDIP yang Sebut Kader Pendukung Ganjar Sebagai Celeng: Itu Berlebihan
Pengamat menilai penyebutan celeng pada kader pendukung Ganjar adalah sesuatu yang berlebihan, untuk itu akan lebih baik jika disikapi secara rileks
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Malvyandie Haryadi
Mengutip Tribunnews.com, Lembaga Survei Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC) menyampaikan hasil survei opini publik terbarunya terkait dengan nama para calon Presiden Republik Indonesia 2024 mendatang.
Dalam survei ini, nama Ganjar menduduki peringkat kedua setelah Prabowo Subianto.
Direktur Riset SMRC, Deni Irvani menyebutkan dalam simulasi pilihan tertutup terhadap 15 nama tokoh, nama Prabowo mendapat dukungan 20,7 persen, sedangkan Ganjar 19 persen.
Dengan presentase dukungan tersebut, Prabowo mengungguli Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Sandiaga Uno, Tri Rismaharini, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ridwan Kamil.
"Prabowo disusul Ganjar Pranowo dengan mendapatkan dukungan 19 persen dan Anies Baswedan 14,3 persen, sementara Sandiaga Uno mendapatkan 6,5 persen , Tri Rismaharini 4,6 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 4,5 persen, Ridwan Kamil 4,4 persen," kata Deni saat menyampaikan hasil surveinya secara daring, Kamis (7/10/2021).
Baca juga: Para Kader Mundur, Pengamat Politik: Partai Ummat Harus Kerja Sangat Keras untuk Bisa Lolos Pemilu
Tak Mau Komentar Tentang Hasil Surver, Ganjar: Itu Urusan Megawati
Ganjar enggan berkomentar banyak terkait survei calon presiden.
Ganjar mengabarkan bahwa dirinya sekarang sedang fokus mengurus perintah baru dari Wakil Presiden Maaruf Amin.
Yakni perintah untuk mengatasi kemiskinan ekstrim, selain mempercepat vaksinasi Covid-19.
"Tugas saya sekarang ngurus perintah baru dari Wapres, bagaimana kemiskinan ekstrim bisa beres di bulan Desember, dan itu jadi tugas utama disamping mempercepat vaksin," kata Ganjar dikutip dari Tribunnews.com, Senin (11/10/2021).
Terkait hasil survei capres, Ganjar menyebut, itu adalah kewenangan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri.
"Jadi, saya nggak ngurusi yang itu. Saya tidak mengurus deklarator-deklarator yang muncul dari mereka, dan saya tidak pernah tau urusan itu. Pokoknya di PDI Perjuangan itu urusan pilres, urusan ketua umum Bu Mega," terangnya.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Faryyanida Putwiliani)