NasDem: Konvensi Capres 2024 Jika Koalisi Sudah Terbentuk
Kongres Partai NasDem mengamanatkan kepada pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) untuk menggelar konvensi pada tahun 2022.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kongres Partai NasDem mengamanatkan kepada pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) untuk menggelar konvensi pada tahun 2022.
Tujuan konvensi untuk menjaring calon presiden (capres) yang bakal diusung di Pemilu 2024.
Namun, Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali mengatakan tidak ingin konvensi yang digelar hanya untuk pencitraan atau peningkatan elektabilitas saja.
NasDem, kata Ali, mengharapkan konvensi yang sungguh-sungguh untuk mencari calon pemimpin negeri ini.
Bukan lucu-lucuan atau abal-abal yang hanya sekadar menaikkan popularitas partai.
Karena itu, ungkap Ali, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menginginkan dalam melakukan konvensi dengan syarat bahwa Partai NasDem sudah memiliki mitra koalisi.
Baca juga: NasDem Berkomitmen Berikan Edukasi Politik ke Pemilih Milenial di Pemilu 2024
"Konvensi adalah ajang mencari pemimpin negeri ini, kader terbaik yang dimiliki bangsa ini. Maka, prasyarat itu (koalisi) harus terpenuhi," kata Ahmad Ali dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/10/2021).
Ia menjelaskan bahwa yang diberikan amanat penuh untuk menentukan arah koalisi adalah Surya Paloh.
Karena Paloh merupakan ketua umum yang punya kewenangan dan otoritas menentukan koalisi yang akan dijalani.
Lebih jauh, politisi yang pernah menjadi pengurus HMI Palu, Sulawesi Tengah ini menerangkan karena sifat konvensi adalah menyiapkan panggung, jadi ketika koalisi terbentuk bukan lagi konvensi Partai NasDem namanya melainkan konvensi koalisi.
Ali memprediksi konvensi akan lebih menarik kalau sudah memenuhi syarat pencapresan.
Banyak tokoh bangsa dan anak negeri yang punya komitmen dan integritas melihat Indonesia lebih baik ke depan, tapi kemudian terkendala karena tidak memiliki partai politik.
Tentunya, kendala seperti ini harus difasilitasi oleh Partai NasDem, sehingga orang-orang yang potensial dan mempunyai mimpi untuk membangun negeri ini memperoleh kesempatan, dan tidak dimonopoli oleh kader parpol saja.
"Budayawan, akademisi, aktivis, silakan saja. Kita tidak bisa mengklaim bahwa hanya orang partai yang terbaik atau berhak membangun negeri ini. Semua anak negeri punya hak yang sama membangun negeri ini," ujar Ali.
Disinggung mengenai kriteria partai koalisi, Ketua Fraksi Partai NasDem itu membeberkan, kriteria umum adalah ideologi.
Secara ideologi semua partai di Indonesia sama. Yang terpenting adalah partai politik yang memiliki komitmen menjadikan Indonesia yang lebih baik.
"Itu bukan bentuk lisan atau retorika, tapi dalam kehidupan sehari-hari kan kita bisa deteksi mana partai politik yang punya arah sama dengan Partai NasDem," pungkas Ali.
Sebagai data, pada Pemilu 2019 Partai NasDem meraih 9,05 persen atau 12.661.792 suara.
NasDem membutuhkan satu hingga dua partai untuk memenuhi syarat presidential treshold sebesar 20 persen parlemen atau 25 persen perolehan suara.