Tantangan Ketum PBNU Mendatang, Harus Sanggup Jadi Pemersatu Umat
Dedi Kurnia Syah menilai Ketua Umum PBNU mendatang memiliki tanggung jawab dalam konteks keumatan.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai Ketua Umum PBNU mendatang memiliki tanggung jawab dalam konteks keumatan.
Menurut Dedi, Ketua Umum PBNU mendatang harus mampu meredam konflik umat beragama.
"Ketum PBNU ke depan miliki tanggung jawab konsolidatif, meredam konflik umat beragama, tidak saja antar perbedaan agama, tetapi lebih pada sesama umat Islam. Di mana perbedaan itu kian menonjol sejak Pemilu 2014 hingga 2019," tutur Dedi kepada Tribunnews.com, Rabu (20/10/2021).
Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, ketua umum PBNU mendatang harus mampu menjadi pemersatu umat.
"NU sebagai ormas Islam yang sejauh ini paling dekat dengan politik dan kekuasaan, harus benar-benar sanggup menjadi pemersatu ummat," kata Dedi.
Seperti diketahui, jelang Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) 2021 di Lampung pada 23-25 Desember 2021.
KH. Said Aqil Siradj siap sebagai inkumben di posisi Ketua PBNU.
Baca juga: IPO Nilai Tak Ada Masalah Deklarasi Dukungan Caketum PBNU
Sementara itu nama lain yang muncul yakni KH. Yahya Cholil Staquf, tokoh senior di PBNU yang juga mantan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres).