Sekjen PDIP: Kita Cari Pemimpin yang Tanggung Jawab, Bukan Hanya Senangkan Semua Pihak
Menurut Hasto, dalam penentuan siapa bakal Capres yang akan diusung PDIP itu tidak hanya bermodal menang survei
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menyinggung soal gaya kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam menjawab persoalan siapa bakal Calon Presiden pilihan partai PDI-Perjuangan mendatang.
Menurut Hasto, dalam penentuan siapa bakal Capres yang akan diusung PDIP itu tidak hanya bermodal menang survei.
Namun, juga harus memiliki jiwa yang berani bertanggung jawab, berani mengambil keputusan dalam setiap langkah-langkah politiknya.
"Seorang pemimpin bagi bangsa dan negara tidaklah semata-mata ditentukan oleh survei."
"Karena kalau kita lihat dulu Pak SBY surveinya juga tinggi, tapi keputusan politiknya bagaimana."
"Ini menjadi pendidikan politik bagi kita, bahwa kita mencari sosok pemimpin yang berani mengambil tanggung jawab, berani mengambil keputusan," ujarnya seperti dikutip dari YouTube Kompas TV, Minggu (24/10/2021).
Indonesia, lanjut Hasto, bukan hanya mencari pemimpin yang menyenangkan semua pihak.
Mengingat, ke depan banyak tantangan-tantangan yang akan menjadi tanggung jawab pemimpin bangsa.
Di antaranya ada tantangan internasional di Laut Tiongkok Selatan dan krisis Timur Tengah.
Kemudian ada juga beban kebijakan fiskal terhadap utang akibat pandemi.
Baca juga: Soal Elektabilitas Ganjar Pranowo yang Tinggi, PDIP: Pemimpin Bangsa Tidak Ditentukan oleh Survei
"Kita mencari seorang pemimpin yang bukan hanya menyenangkan semua pihak."
"Tapi, pemimpin yang bertanggung jawab pada masa depan bangsa dan negara."
"Dan tanggung jawab ke depan, tantangan-tantangan di internasional di Laut Tiongkok Selatan, krisis Timur Tengah yang belum selesai."
"Kemudian beban kebijakan fiskal kita terhadap utang akibat pandemi ini, itu kan menjadi tanggung jawab bagi pemimpin yang akan datang," terang Hasto.
Megawati Tak Sembarangan Usung Capres Partai
Hasto menjelaskan bahwa Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memiliki pertimbangan yang matang pada setiap keputusan politiknya.
Termasuk pertimbangan dalam hal mengusung seseorang menjadi Capres.
Bahkan, saat dulu bagaimana pertimbangan Megawati memilih Jokowi sebagai calon presiden dari partainya.
Megawati, kata Hasto, tak akan sembarangan memutuskan siapa yang akan maju untuk melanjutkan estafet pemerintahan saat ini.
"Ibu Mega melakukan pertimbangan-pertimbangan yang sangat matang untuk mengambil keputusan politik itu, terbukti Pak Jokowi dulu juga dicalonkan oleh Ibu Mega," terang Hasto dikutip dari Tribunnews.com, Senin (25/10/2021).
Baca juga: Tanggapan Sekjen PDIP soal Elektabilitas Ganjar Pranowo yang Tinggi
Oleh karena itu, Hasto menegaskan keputusan siapa calon presiden yang diusung di Pilpres 2024 ada di tangan Megawati Soekarnoputri.
Sementara, kader-kader partai saat ini diminta fokus untuk menanggulangi pandemi Covid-19.
"Kami telah menegaskan bahwa berkaitan siapa Capres dan Cawapres berdasarkan Kongres V di Bali, Ibu Megawatilah yang akan mengambil keputusan," jelas Hasto.
Elite PDIP Mestinya Beri Ruang Pada Putra-putri Terbaiknya
Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo turut menanggapi soal polemik pencapresan Partai PDI-Perjuangan.
Menurut Karyono, elite PDIP harus lebih peka dan bijaksana untuk mau mendengarkan aspirasi rakyat demi mewujudkan cita-cita ideologi.
Jangan semata-mata hanya sekedar pertarungan kekuasaan demi memperebutkan egonya.
"Paradigma kader dan pimpinan PDIP terhadap Pilpres 2024, jangan semata-mata hanya sekedar pertarungan kekuasaan, tetapi pertarungan untuk mewujudkan cita-cita ideologi dan memenangkan aspirasi rakyat."
"PDIP seharusnya lebih mementingkan aspek platfrom perjuangan berlandaskan pada ideologi partai. Kalau paradigmanya dalam memandang Pilpres itu sekedar kekuasaan, maka yang terjadi adalah ego," kata Karyono dikutip dari Tribunnews.com.
Baca juga: Polemik Banteng vs Celeng PDIP, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming: Saya Dekat dengan Semua
PDIP, kata Karyono, harus lebih terbuka dalam memberikan ruang kepada putra-putri terbaiknya.
"Dan syaratnya kemudian adalah kasih ruang yang sama kepada putra putri terbaik yang ada di PDIP," tambah Karyono.
Jika demikian, maka PDIP akan mendapatkan tempat dihati masyarakat.
"Nantinya PDIP akan kalah pilpres dan legislatif. Harapan untuk menang hattrick buyar. (Jadi baiknya) biarkan bunga itu tumbuh mengharumkan semerbak bangsa. Jadi siapa figur yang paling banyak didukung oleh masyarakat itu terserah masyarakat," ujar Karyono.
Kalau tidak, mungkin saja situasi ini akan dimanfaatkan oleh lawan politik PDIP.
"Ini rawanIah dimanfaatkan oleh lawan politik PDIP dan bisa digoreng sampai kering isu ini," imbuh Karyono.
Untuk itu, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri sangat diharapkan agar hati-hati dalam membuat keputusan terkait nama yang akan diusungnya nanti.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Nuryanti/Reza Deni)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.