Profil Kombes Tubagus Ade Hidayat, Sosok yang Disebut Perintahkan Pembuntutan Laskar FPI
Berikut ini profil Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat, Dirkrimum Polda Metro Jaya yang disebut memerintahkan pembuntutan anggota Laskar FPI.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
![Profil Kombes Tubagus Ade Hidayat, Sosok yang Disebut Perintahkan Pembuntutan Laskar FPI](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kombes-pol-tubagus-ade-hidayat_20160622_104151.jpg)
Mereka, ujar Toni, menggunakan tiga mobil.
Masih dilansir Tribunnews, Toni mengatakan pihaknya melakukan perencanaan terlebih dulu sehari sebelum membuntuti.
"Sebelum berangkat apa ada pengecekkan apa saja yang dibawa?" tanya jaksa, Selasa.
"Masing-masing saja, persiapan masing-masing," kata Toni menjawab pertanyaan jaksa.
Toni menjelaskan masing-masing anggota polisi yang mendapat perintah hanya membawa smartphone dan senjata api.
Senjata itu, terangnya, memang dipegang masing-masing rekannya.
"Yang dibawa HP, mobil, sama senjata api, masing-masing senjata api."
"Senjata pegangan, (memang) sudah lama pakai," jelasnya.
Baca juga: Di Persidangan Muncul Fakta Baru Tewasnya Laskar FPI, Termasuk Penyebab Terjadinya Penembakan
Baca juga: Eks Anggota Laskar FPI Sempat Berebut Senjata dengan Polisi hingga Akhirnya Tewas di Dalam Mobil
Saat menjalankan perintah, Toni mengaku sempat terpisah dari rombongan.
Ia kemudian mendapat kabar Ipda Elwira Priadi (terdakwa yang sudah meninggal) agar datang ke KM 50 Cikampek.
Tiba di lokasi, Toni melihat ada empat orang Laskar FPI sedang tiarap dalam kondisi tangan tidak diborgol ataupun diikat.
"Sekitar jam setengah 1 kurang. Bahwa kami disuruh merapat ke rest area KM 50, saya berangkat ke sana."
"Tiba di rest area berhenti di belakang mobil Chevrolet (mobil milik anggota Laskar FPI)," ujarnya.
"Waktu tempuh kurang lebih 1 jam, sampai sana di belakang mobil Chevrolet sudah ada orang yang tiarap 4 orang, yang tiarap orang lain bukan rekan," tambahnya.
Saat ditanya alasan tak membawa borgol, Toni mengungkapkan kala itu ia dan rekan-rekannya hanya bertugas mengamati.
"Karena untuk mengamati, jadi kita tidak membawa borgol," tandasnya.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Rizki Sandi Saputra, Kompas.com/Akhdi Martin Pratama)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.