Massa Aksi 'Gebrak' Mulai Gelar Aksi di Kawasan Istana Negara, Arus Lalu Lintas Ramai Lancar
Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) mulai berkumpul di kawasan IRTI Monas, Jalan Medan Merdeka Selatan untuk menggelar aksi di kawasan Istana.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Wahyu Aji
Selain KASBI, kata Nining, elemen buruh lain yang turut bergabung dalam aksi ini adalah Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI), Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), Sentral Gerakan Buruh Nasional (SGBN), Konfederasi Serikat Nasional (KSN), Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi (SINDIKASI).
Nining menjelaskan, dalam aksi hari ini pihaknya akan membawa setidaknya 13 tuntutan rakyat antara lain, cabut Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja dan seluruh aturan turunannya.
Dalam aksi ini juga, mereka mendesak Pemerintah untuk menghentikan penangkapan aktivis yang membela rakyat.
Dia menyebut demokrasi pada rezim hari ini sangat buruk.
Baca juga: Hari ini, Aliansi Buruh Gelar Aksi di Depan Istana Negara Kritisi 2 Tahun Kinerja Jokowi-Maruf
"Ini dosa besar, saya hidup di masa rezim otoriter, dan merasakan ketika pasca reformasi saya melihatnya ini rezim yang terburuk bagaimana melahirkan regulasi tidak lagi melihat kepentingan rakyat," tutur Nining.
Tuntutan keempat, sahkan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga; kelima, usut tuntas kasus korupsi BPJS Ketenagakerjaan dan Korupsi Bansos Covid-19.
Kemudian, mereka menolak pemberangusan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kembalikan 58 pegawai KPK yang dikeluarkan dengan skema jahat tak lolos Tes Wawasan Kebangsaan.
Ketujuh, pemerintah didesak menghentikan rencana liberalisasi agraria dan pembentukan Badan Bank Tanah, serta segera mengembalikan semangat reforma agraria berdasarkan UUD 1945, TAP MPR XI/2001 dan UU Pokok Agraria 1960.
"Selanjutnya, hentikan kekerasan seksual dengan mengesahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual; gratiskan biaya pendidikan selama pandemi; dan stop liberalisasi dan komersialisasi pendidikan," katanya.
Selain buruh, aksi ini juga akan diikuti oleh mahasiswa dari BEM Universitas Indonesia, petani, miskin kota, pemuda, pelajar, jurnalis, perempuan, nelayan, pembela Hak Asasi Manusia (HAM), dan lembaga bantuan hukum.
Dalam aksi ini setidaknya ada 1.955 personel gabungan yang diterjunkan untuk mengamankan aksi dan mengatur lalu lintas.
"1.955 personil gabungan TNI-Polri dan pemprov dan (pemasangan) kawat berduri," kata Kasubag Humas Polres Metro Jakarta Pusat Sam Suharto saat dikonfirmasi wartawan.
Berikut Tuntutan Buruh dalam aksi ini :
1. Mencabut UU Nomor 11 Tahun 2019 tentang Cipta Kerja dan berbagai aturan turunannya.
2. Menghentikan pembungkaman suara kritis rakyat
3. Setop pemutusan hubungan kerja PHK sepihak
4. Setop kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan
5. Usust tuntas kasus korupsi BPJS ketenagakerjaan dan bantuan Covid-19,
6. Laksanakan reforma agraria
7. Lindungi buruh migran
8. Pendidikan gratis
9. Setop tindakan represifitas terhadap gerakan aktivis rakyat
10. Stop liberalisasi dan komersialisasi pendidikan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.