Susi Pudjiastuti: Generasi Muda Harus Mencermati Kondisi Kekinian dan Implementasikan Impian
Susi Pudjiastuti mengatakan, dalam kondisi yang penuh persaingan ini sangat sulit bagi generasi masa kini untuk berkembang bila tidak open minded.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Adi Suhendi
"Kerja-kerja kolaboratif atau gotong royong menjadi kunci dalam memaksimalkan bonus demografi di era revolusi industri 4.0," ujarnya.
Suharnomo menyitir studi McKinsey yang menyatakan, keberadaan teknologi dapat mendorong terciptanya lebih banyak lapangan kerja.
Baca juga: Momen Keakraban Ganjar Panggil Susi Pudjiastuti Nenek sampai Disebut Gubernur Ngehe
"Diperkirakan ada 23 juta lapangan pekerjaan baru bakal muncul. Namun, pekerja baru yang dibutuhkan adalah yang paham akan teknologi dan selalu berinovasi," ujarnya.
Dia meyakini kaum muda di Indonesia akan sanggup bersaing di tingkat global.
Saat ini saja, jumlah start up di Indonesia adalah terbanyak di ASEAN, sekitar 1.726.
Jauh dibanding Singapura (513), Filipina (194) dan Malaysia (148).
"Kaum muda masa kini menghadapi tantangan yang tidak ringan. Tidak hanya bicara soal intelektual, tapi juga jaringan dan kemampuan berinovasi," kata Koeshartanto Wakil Ketua IKA Undip DPD DKI.
Dua generasi muda, Vicky Simanjuntak dan dr Clarin Hayes menilai, kemajuan teknologi mendorong anak-anak muda untuk lebih berinovasi dan kreatif.
"Sayangnya, banyak orang meragukan kemampuan orang muda, sehingga peluang-peluang untuk mengembangkan diri pun menjadi lebih sempit," ujar Vicky.
Clarin juga meminta para anak muda untuk terus belajar, terlebih hal-hal baru yang berguna, seperti kemajuan teknologi, informasi, dan pengetahuan.
Sebelum webinar, diadakan pengukuhan pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) IKA Undip se-Jakarta oleh Noor Rachmad Ketua DPD DKI.
"Ini merupakan bentuk penguatan organisasi sampai ke bawah. Dengan begitu, kiprah IKA Undip dapat lebih dirasakan, baik oleh anggota maupun masyarakat luas," ujar Noor.