Jokowi Tepat Pilih Andika Calon Tunggal Panglima TNI Karena AD Kekuatan Utama Militer Indonesia
Pemilihan Jenderal Andika sudah tepat, Jokowi mengangkat Panglima TNI menggunakan pola 2 kali dari matra darat, lalu diselingi AU dan AL.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Theresia Felisiani
TRIBINNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno mengirimkan Surat Presiden (Surpres) kepada Pimpinan DPR RI terkait usulan nama calon Panglima TNI.
Dalam Surpres nomor R-50/Pres/10/2021 tersebut, Presiden memilih Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa sebagai calon Panglima TNI tunggal menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto yang pensiun pada November 2021 ini.
Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari mengatakan pemilihan Jenderal Andika sudah tepat.
Presiden Jokowi mengangkat Panglima TNI menggunakan pola dua kali dari matra darat, lalu diselingi Angkatan Udara dan Angkatan Laut.
"Ini bisa dipahami karena memang di TNI walaupun tidak tertulis, ada kultur yang menempatkan Angkatan Darat sebagai katakanlah saudara tua, kekuatan utama lah kira-kira begitu dalam tata Kemiliteran dan tradisi Kemiliteran di Indonesia," kata Qodari, kepada wartawan, Rabu (3/11/2021).
Qodari menambahkan, dari sisi pengalaman dan kemampuan yang mumpuni, Jenderal Andika memiliki pengalaman yang lengkap, pernah bertugas di intelejen, teritorial, Paspampres, Pangdam, Pangkostrad hingga menjadi KSAD.
"Pak Jokowi sendiri pernah mengatakan bahwa Pak Andika itu figur yang lengkap, kuat di lapangan, praktik dengan akademiknya juga lengkap," ujarnya.
Baca juga: Bamsoet Dukung Jenderal Andika Perkasa Sebagai Panglima TNI
Baca juga: Setara Institute Singgung Rotasi Antar-Matra Usai Jenderal Andika Dipilih Sebagai Calon Panglima TNI
Qodari menyebut, jika nanti Jenderal Andika dilantik menjadi Panglima TNI, maka masa tugasnya hanya selama satu tahun yakni sampai tahun 2022, karena Jenderal Andika sudah harus pensiun.
Qodari memprediksi tongkat komando Panglima TNI selanjutnya pada tahun 2022 akan diserahkan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) yang sekarang di jabat Laksamana TNI Yudo Margono.
"Ini juga dimungkinkan karena Pak Andika kan pensiun tahun 2022, sehingga kemungkinan nanti Pak Yudo kalau belum diganti dari KSAL akan menjadi panglima TNI berikutnya," ucapnya.
Lebih lanjut, Qodari menilai Laksamana TNI Yudo Margono masih memiliki waktu selama dua tahun sebelum pensiun dari dinas Kemiliteran, sehingga masih ada peluang untuk menjadi Panglima TNI.
"Dan Pak Yudo juga 2023 pensiun sehingga nanti menuju 2024 itu akan kembali ke Angkatan Darat dan siapa orangnya belum pasti tapi Pak Jokowi akan punya sangat banyak pilihan," ujar Qodari.
Selain itu, kata Qodari pengajuan Panglima TNI berasal dari matra darat tidak akan menimbulkan konflik di dalam tubuh TNI.
Dia menegaskan bahwa tradisi di TNI, Angkatan Darat sudah dianggap sebagai saudara tua.
"Dan apakah ini akan menimbulkan konflik atau tidak saya rasa gak lah ya, karena tadi bahwa memang di TNI itu ada kultur bahwa Angkatan Darat adalah saudara tua dan Pak Mensesneg juga sudah kasih sinyalemen bahwa Angkatan Laut akan berikutnya, dan saya kira tahun depan itu Angkatan laut menggantikan Pak Andika yang pensiun kira-kira begitu," pungkasnya.