Pengamat Ungkap 3 Tantangan Calon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa
Pengamat intelijen bagikan tantangan Jenderal Andika Perkasa saat resmi menjabat Panglima TNI, salah satunya masalah KKB Papua.
Penulis: Shella Latifa A
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat militer dan intelijen, Ridlwan Habib, memberi tanggapan soal tantangan yang akan dihadapi Jenderal Andika Perkasa ke depan saat resmi menjabat Panglima TNI.
Ridlwan menyebut setidaknya ada tiga tantangan panglima TNI ke depan.
Pertama, yakni berkaitan peran aparat TNI dalam membantu penanganan Covid-19 di Tanah Air.
Meskipun laju kasus Covid-19 semakin menunjukkan perbaikan, namun peran TNI masih dibutuhkan.
"Masyarakat berharap panglima TNI tetap memimpin TNI membantu di garda depan pemerintah mengatasi pandemi Covid-19," ucap Ridlwan dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Sabtu (6/11/2021).
Baca juga: Jenderal Andika Perkasa Paparkan Visi TNI adalah Kita
Tantangan kedua, soal perbaikan dan penguatan internal TNI.
Ridlwan menambahkan, TNI perlu melakukan perbaikan institusinya baik itu penegakan hukum hingga kesejahteraan prajurit.
Ia pun menyinggung, momen Jenderal Andika Perkasa ketika menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat memperbaiki rumah para prajurit yang sudah buruk.
Diharapkan, kepedulian Jenderal Andika Perkasa itu bisa diberikan kepada semua lintas angkatan TNI.
"Kesejahteran rumah prajurit, yang saya kira waktu pak Andika menjadi KSAD beliau sangat peduli dengan rumah prajurit yang reot."
"Saat ia menjadi panglima TNI, bisa dilakukan di lintas semua angkatan militer. Sehingga kita bisa melihat dengan bangga dengan senang dalam tugas jika rumah dinasnya layak dan siap operasional," jelas dia.
Baca juga: Jenderal Andika Perkasa Jadi Calon Panglima TNI Pilihan Jokowi, Gatot Nurmantyo: Sangat Tepat
Kemudian, tantangan ketiga, yakni masalah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua yang perlu diberantas.
Ridlwan menyebut, butuh kerjasama yang baik antara TNI dan Polri dalam menyelesaikan kasus KKB tersebut.
Meskipun sebetulnya kasus tindakan terorisme sebetulnya ranah pidana kepolisian.
"Tentu yang ketiga kita masih menghadapi situasi keamanan dalam negeri di Papua, ada KKB teroris itu jelas butuh peran TNI termasuk berkoordinasi dengan Polri dalam operasi pengejaran dan penegakan hukum," tutunya.
Baca juga: Komisi I akan Tanya Jenderal Andika soal Papua hingga Wacana Tes Keperawanan Calon Prajurit TNI
Ridlwan meyakini Jenderal Andika Perkasa mampu berkoordinasi dengan Polri.
Hal itu seiring melihat ada kedekatan komunikasi antara Jenderal Andika Perkasa dengan Kapolri Jenderal Listyo SIgit Prabowo.
Selain itu, Ridlwan juga tak khawatir dengan kemampuan militer Jenderal Andika Perkasa.
"Beliau pengalaman tempurnya sangat lama, beliau lama di Kopassus, Beliau pernah menjadi Pangkostrad, dan komunikasi beliau dengan Polri sangat baik."
"Setahu saya, beliau sangat dekat dengan bapak Kapolri juga sehingga koordinasi lebih mudah dalam konteks penegakan hukum."
"KKB teroris ini ranah pidananya Polri, TNI di situ perbantuan dalam artian membantu teman Polri dalam pengejaran dan penegakan hukum di lapangan," jelasnya.
8 Fokus Utama Calon Panglima TNI
Diketahui, Jenderal Andika Perkasa menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) calon Panglima TNI dengan Komisi I DPR, pada hari ini Sabtu (6/11/2021).
Adapun mekanisme fit and proper tes ini digelar secara terbuka dan tertutup.
Dalam rangkaiannya, Jenderal Andika Perkasa menyampaikan 8 fokus utama dari 15 tugas yang akan dijalankan saat menjabat nanti.
Baca juga: PROFIL Jenderal Andika Perkasa, Calon Tunggal Panglima TNI Usulan Jokowi, Hartanya Capai Rp179,9 M
Pertama, kata Andika, terpenting bagi adalah melaksanakan tugas TNI dengan lebih mengembalikan kepada peraturan perundangan yang ada.
"Tugas-tugas yang kami laksanakan selama ini sudah diatur dalam UU, tapi implementasinya saya lihat masih banyak kelemahan. Itu jadi prioritas saya bagaimana mengembalikan tugas-tugas yang kita lakukan ini dendgan benar-benar berpegang kepada pertaturan perundangan," kata Andika, dikutip Tribunnews.com.
"Jangan kelebihan dan harapan saya juga tidak mengambil sektor kementerian atau lembaga lain," tambahnya.
Kedua, Andika mengatakan, aturan yang sudah dikeluarkan oleh Kemenhan bahwa memang operasi pengamanan perbatasan merupakan sesuatu yang menjadi fokus dalam hal peningkatan.
"Peningkatannya gimana nanti detailnya saat sesi tertutup," ucapnya.
Baca juga: Uji Calon Panglima TNI Jenderal Andika, Anggota Komisi I DPR Kompak Kenakan Baju Hijau Army
Lalu, peningkatan kesiapsiagakan kesatuan TNI juga menjadi fokus karena sebetulnya banyak yang bisa dilakukan untuk membuat jauh lebih siap, baik menghadapi tugas-tugas operasi militer maupun selain perang.
Andika juga mengatakan, siber. Dimana fokus berikutnya karena sudah hadir di mana-mana.
Menurut Andika, harus menjadi fokus yang lebih penting dibandingkan dengan keperluan lain yang juga sebetulnya penting.
"Untuk intelijen khususnya di daerah yang saat ini ada gangguan keamanan maupun konflik horizontal atau veritikal. Menurut saya itu perlu dapat prioritas pada era ke depan," kata Andika.
Berikutnya, interoperabilitas di Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara, memang harus terus menerus dan semakin sering.
"Kita satukan atau kita lakukan sehingga semakin tahu kelemahan dan kekurangan kita dan bagaimana di dalam kondisi yang masih belum terpenuhi ini bisa melakukan operasi bersama dengan tiga angkatan karena itu kebutuhan yang enggak bisa dihindari saat ini," paparnya.
Lebih lanjut, Andika menyebut soal penguatan integrasi hingga penataan organisasi.
Menurutnya, masih banyak ruang perbaikan di sana-sini.
"Saya melihat adanya kekurangan yang masih diperbaiki untuk membuat teamwork lebih bagus," ungkap Andika.
Terakhir, diplomasi militer yang sesuai dengan kebijakan politik luar negeri pun semakin penting.
"Saya lihat ini satu hal yang harus jadi perhatian saya apabila suatu saat dipercaya jadi Panglima TNI," jelas Andika.
(Tribunnews.com/Shella Latifa/Fransiskus Adhiyuda)