Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

KPPU Minta Pemerintah Transparan soal Perhitungan Harga Eceran Tertinggi Tes PCR

Namun saat ini belum diketahui asumsi harga reagen yang menjadi patokan pemerintah dalam menentukan HET.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in KPPU Minta Pemerintah Transparan soal Perhitungan Harga Eceran Tertinggi Tes PCR
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Demonstran mahasiswa dan buruh yang menamakin diri Gerakan Bersama Rakyat (Gebrak) melakukan demonstrasi memperingati Hari Sumpah Pemuda di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakarta, Kamis (28/10/2021). Massa menyampaikan sejumlah tuntutan kepada pemerintah, seperti penurunan harga tes PCR, pencabutan UU Nomor 11 Tahun 2019 tentang Cipta Kerja dan berbagai aturan turunannya, penghentian kriminalisasi aktivis, hingga jaminan persamaan hak dan perlindungan bagi pekerja rumah tangga serta buruh migran. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Menurut Daswin, ini menunjukkan bahwa harga reagen merupakan penentu utama biaya tes PCR.

"Artinya komponen harga reagen masih faktor penentu atas biaya tes PCR," paparnya.

Dia mengatakan sejak penurunan HET, KPPU melihat harga reagen pun ikut turun mengikuti biaya HET.

Hal ini karena pihak laboratorium turut menyesuaikan harga tes dengan melakukan efisiensi pada komponen overhead, biaya habis pakai dan administrasi.

Saat ini, lanjut Daswin, terdapat 60 merek reagen yang mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan.

Impor reagen, sebagian besar yaitu 85,07 persen, dilakukan pihak swasta. Pemerintah dan lembaga lain juga mengimpor reagen (14,92 persen).

Pada September 2021, proposi impor dari pihak swasta meningkat menjadi 93,84 persen, sementara impor dari pemerintah dan lembaga lain menurun menjadi 6,15 persen.

Berita Rekomendasi

Daswin menuturkan secara konsentrasi pasar terdapat empat importir swasta dengan rasio konsentrasi pasar 29,17 persen pada 2020. Sementara rasio konsentrasi pasar pada 2021 ialah 18,90 persen.

Dengan rasio konsentrasi pasar seperti itu, KPPU menganggap pasar masih kompetitif.

"Kondisi ini masih dapat dianggap kompetitif. Jika berdasarkan pada concentration ratio (CR4) tersebut. Dengan kondisi pasar tersebut, seharusnya efisiensi masih dapat dilakukan," kata Daswin.

Sumber: Kompas.TV

Sumber: Kompas TV
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas