Soal Dugaan Sabotase, Polri: CCTV Rekam Sambaran Petir di Kilang Cilacap
Kilatan petir tertangkap kamera pemantu alias CCTV menyambar kilang minyak Pertamina di Cilacap, Jawa Tengah
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kilatan petir tertangkap kamera pemantu alias CCTV menyambar kilang minyak Pertamina di Cilacap, Jawa Tengah, sebelum insiden kebakaran pada Sabtu (13/11) malam.
Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan menyampaikan tim penyidik telah memeriksa 7 kamera CCTV yang berada di sekitar lokasi kilang minyak Pertamina di Cilacap.
Hasilnya, 2 kamera CCTV menangkap adanya kilatan petir menyambar kilang minyak.
Tak lama setelah itu, kemudian timbul percikan api yang menimbulkan kebakaran di tangki area 36T102.
"Telah dilakukan pemeriksaan terhadap 7 CCTV. Dari 2 CCTV di sekitar TKP didapati informasi pada pukul 19.10 WIB adanya kilatan cahaya atau petir lalu tidak berselang lama timbul kebakaran akibat petir menyambar tangki area 36T102," kata Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Senin (15/11/2021).
Ia menyampaikan dugaan tersebut diperkuat berdasarkan pemeriksaan seorang saksi yang berasal dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Saksi itu menyatakan ada dua titik petir dengan jarak 45 Km dan 12 Km.
Baca juga: Kebakaran Tangki Kilang Minyak Cilacap Diduga karena Petir, Polda Jateng Pastikan Bukan Sabotase
"Sehingga sementara ini penyidik Polda Jawa Tengah menduga bahwa penyebab kebakaran sesuai keterangan saksi dan dari petunjuk CCTV adalah induksi akibat sambaran petir," ungkap dia.
Lebih lanjut, Ramadhan menyatakan pihak tim Laboratorium Forensik Mabes Polri masih berada di Cilacap untuk melakukan penyelidikan kasus tersebut.
"Kami sampaikan juga tim lapor laboratorium forensik Mabes Polri sudah berada di TKP tentunya untuk melakukan pendalaman. Kami sampaikan juga kejadian tersebut tidak ada korban jiwa. Tentunya ada kerugian materil," tukasnya.
Pernyataan dari Mabes Polri itu senada dengan pemantauan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Kepala Pusat Seismiologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu, Rahmat Triyono dalam status whatsappnya yang diizinkan dikutip Tribun menyebut berdasarkan analisis data dari alat monitoring kelistrikan udara BMKG yang terdapat di Stasiun Geofisika Banjarnegara, pada tanggal 13 November 2021 pukul 18.00 – 19.30 WIB terdeteksi dua event sambaran petir jam 18.47.27 WIB dan jam 19.23.32 WIB.
Baca juga: BMKG Sebut Ada Dua Sambaran Petir Dekat Tangki Kilang Cilacap Sebelum Insiden Kebakaran Terjadi
Dia menjelaskan peristiwa sambaran petir terdekat dengan kilang minyak Cilacap adalah pukul 18.47 WIB pada koordinat 7.67942574 LS, 109.1110952 BT dengan jarak kurang lebih 12 km sebelah timur laut kilang minyak RU IV Cilacap.
Sementara untuk peristiwa sambaran petir pukul 19.23 WIB pada koordinat 7.437264713 LS, 108.7736507 BT, berlokasi di kecamatan Sidareja, dengan jarak kurang lebih 43 km barat laut dari kilang minyak RU IV Cilacap.
Dalam rentang waktu 16.00-19.00 WIB, dapat diidentifikasi bahwa telah terjadi hujan dengan intensitas mencapai 47 mm di sana.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform Fabby Tumiwa mengatakan, setiap kilang minyak harusnya dilengkapi dengan sistem antipetir.
Baca juga: Tangki Cilacap Kebakaran, Komisaris Minta Keterangan Direksi Pertamina, Adian Desak Investigasi
Menurut dia, sudah ada standar baku untuk teknologi dan tata cara pemasangan antipetir atau lightning protection, khususnya di kilang Pertamina agar tidak mudah terbakar.
"Dalam kasus kilang-kilang Pertamina, sebaiknya dilakukan audit menyeluruh terhadap sistem anti petir yang ada untuk mencegah terjadinya insiden serupa di kemudian hari," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribun.
Di sisi lain, dia menambahkan, kebakaran di kilang minyak akibat sambaran petir secara keseluruhan memang tidaklah wajar.
"Tidak wajar, tapi bisa saja terjadi kecelakaan," katanya.
Karena itu, Fabby menyarankan agar setiap ada insiden seperti ini di perusahaan pelat merah harus dilakukan investigasi menyeluruh.
"Tujuannya untuk melihat kesiapan dari sistem penangkal petir dan kesiapan sistem pengamanan dan mitigasi risiko," pungkasnya.
CEO Subholding Commercial and Trading Pertamina Alfian Nasution menegaskan, bahwa stok baik nasional maupun lokal aman terkendali menyusul terbakarnya salah satu tangki di kilang Pertamina Cilacap.
Baca juga: Tangki Cilacap Kebakaran, Komisaris Minta Keterangan Direksi Pertamina, Adian Desak Investigasi
"Terjaga dengan baik. Untuk stok BBM jenis Premium saat ini berada di posisi 27 hari, Pertamax 15 hari, Pertalite di atas 10 hari, Solar 20 hari, Avtur 35 hari serta Pertamax Turbo 50 hari, dan LPG 12,7 hari," ujarnya.
Dengan demikian, dia menyampaikan, agar masyarakat tidak perlu khawatir dengan pendistribusian BBM dan LPG karena berlangsung seperti biasanya.
"Distribusi seperti biasa, baik di daerah Jawa Tengah maupun sebagian Jawa Barat yang merupakan cover area dari kilang Cilacap," kata Alfian.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjamin pasokan BBM dan LPG aman dan tidak terganggu akibat insiden tersebut.
Karena itu, dia berharap tidak ada ada kepanikan di masyarakat terkait insiden kebakaran di kilang Cilacap akhir pekan lalu.
Baca juga: Politisi PDIP Minta Investigasi Menyeluruh Kebakaran Kilang Minyak Pertamina Cilacap
"Jadi, mohon tidak ada panic buying karena stok sangat aman. Malah beberapa produk ini di atas standar minimum, ini sudah melebihi standar stoknya," ujar Nicke.
Nicke Widyawati juga menegaskan akan melakukan evaluasi dan investigasi menyeluruh soal insiden di kilang Cilacap tersebut.
Evaluasi dan investigasi ini dinilainya sangat penting dan Pertamina bisa mengambil pelajaran dari kebakaran tangki di kilang Cilacap tersebut.
"Kami ambil lesson learned-nya," ujar Nicke.
Selanjutnya, Nicke juga menegaskan, bahwa penanganan masyarakat di sekitar kilang menjadi prioritas utama dalam insiden ini.
Adapun masyarakat di sekitar lokasi kilang sempat dialihkan ke lokasi yang lebih aman, tapi semalam semua masyarakat telah kembali ke rumah masing-masing.
"Kami siapkan tim medis jika memang diperlukan. Jadi penanganan masyarakat merupakan prioritas utama Pertamina," kata Nicke.
Tidak lupa, dia mengucapkan terima kasih kepada tim Pertamina dan semua pihak baik di daerah maupun pusat dalam menangani insiden ini.
Baca juga: Penjelasan BMKG Soal Dugaan Petir Menjadi Penyebab Terbakarnya Tangki BBM di Kilang Cilacap
"Kami pastikan bahwa pasokan BBM dan juga elpiji kepada masyarakat tidak mengalami gangguan dan kilang tetap kami operasikan secara normal," pungkasnya.(Tribun Network/sen/van/wly)